Pages

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Sunday, August 25, 2019

Asgard Card KTA




Kartu Serbaguna (KTA) Asgar Card


KTA Asgar Card adalah kartu serbaguna KTA (Kartu Tanda Anggota) yang didisain oleh Departemen IT Paguyuban Asgar. Berdasarkan program Divisi IT yang telah disampaikan dalam program Divisi TI.












Dalam perjalanan disainnya KTA Asgar Card mengalami beberapa modifikasi dari rencana awal yang telah dilakukan. Modifikasi yang dilakukan ini meluputi beberapa aspek teknis yang terkait dengan pihak eksternal yang melakukan kerjasama dengan proses aktivasi Asgar Card.




Friday, July 26, 2019

AD ART ORGANISASI

AD ART Organisasi merupakan kerangka dasar untuk pengembangan aktivitas Paguyuban Asgar

Tertarik untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan AD ART ?

(Lihat AD ART Paguyuban Asgar)

Situs Paguyuban Asgar ini sedang dalam tahap pengembangan (under development), Beberapa fitur masih belum aktif dan digunakan. 


(cc) Ketika Salju Turun Di Tehran (cc)

 Pengantar Redaksi Tabloid Informatika


Tabloid Informatika mendapat undangan mengunjungi negeri Iran bersama beberapa media Nasional (Kompas, Republika, Antara, Tempo) pada awal musim semi yang bersalju pada tahun 2014 yang lalu. Berikut ini adalah beberapa tulisan kontributor Tabloid Informatika dari Negeri Iran. 


Parade Foto


Ketika Salju turun di Tehran   

Oleh : G I Wijaya

Iran adalah negeri dengan 4 musim. Menjelang akhir maret setiap tahun, musim dingin akan berakhir dengan musim semi. Setiap tanggal 21 maret di iran diperingati tahun baru persia. Kebiasaan yang konon menurut sebagian penduduk Iran telah diperingati sejak lebih dari 3000 tahun sebelum masehi. Orang iran memperingati tahun barunya dengan cara melancong ke luar kota. Berkemah di hutan, kawasan pegunungan dan padang rumput. Mereka menikmati detik detik ketika tumbuhan tumbuh kembali di musim semi, setelah dormansi selama musim dingin yang panjang. Beberapa orang menceritakan bahwa musim semi itu adalah waktu yang paling tepat untuk melihat hikmah bagaimana hari berbangkit itu nanti akan digelar oleh Tuhan.

Tidak lagi ada kesibukan selain menyambut tradisi tahun baru ini. Semua kantor akan libur cuti untuk menyambut musim semi di awal tahun baru. Kota akan sepi dari kegiatan harian.

Sekitar awal bulan maret cuaca sudah mulai terasa hangat di Teheran. Akan tetapi hujan salju yang lembut masih sering terjadi di pagi hari dan menjelang sore hari. Turunnya salju di bulan ini pertanda lain bahwa suhu dingin telah mulai berlalu. Akan tetapi ketika angin bertiup udara dingin kembali datang. Untuk ukuran orang Indonesia masih cukup dingin, walaupun bagi sebagian orang Iran terasa hangat.

Kota Qom adalah salah satu kota yang hangat di Iran. Akan tetapi ketika angin datang setelah salju turun, udara dingin masih sangat terasa menusuk tulang.

Setelah hujan salju turun cuaca gelap akan berubah menjadi terang. Langit menjadi bersih, warna biru tua menjadi dominan di langit dan awan yang menutup jajaran gunung bersalju di teheran akan tersibak. Tidak salah mereka yang menjuluki Tehran sebagai salah kota terindah di dunia. Gunung gunung bersalju yang mengelilingi kota tehran sungguh menawan hati. Sampai pertengahan maret masih banyak turis dan pelancong dari berbagai negara dunia yang datang ke Tehran untuk menikmati olah raga ski di puncak puncak gunung di sekitar Tehran. Konon keindahan lokasi ski di Teheran bahkan jauh lebih indah dibandingkan lokasi ski di Swiss yang banyak dibanggakan oleh masyarakat Eropa Barat.

Akmal, salah seorang pelajar yang menjadi pemandu dan penerjemah bahasa memberikan tips menghadapi udara dingin. Kaos kaki panjang yang menutup celana akan membuat udara luar tidak akan menyentuh kulit. Agar lebih hangat, sebaiknya memakai celana panjang dobel.

Dua buah baju bisa juga dipakai selain jaket luar untuk menghindari dingin. Jangan lupa memakai slayer leher yang tebal. Slayer akan membantu melindungi hypotalamus yang mengendalikan suhu seluruh tubuh, di kepala bagian belakang.

Sebuah topi akan membantu melindungi kepala dari dingin. Karena kalau kepala terlalu dingin, bisa tiba tiba pingsan.

Satu lagi yang paling penting adalah penutup telinga, pelindung dari udara dingin. Karena tulang rawan telinga sangat sensitif terhadap udara dingin. Jika tidak berhati hati, tulang rawan telinga bisa copot atau patah tanpa disadari pemiliknya. Copotnya tulang rawan telinga termasuk kejadian yang sering terjadi, disamping copotnya tulang hidung.

Kulit adalah bagian tubuh lain yang harus terlindung dari udara dingin. Permukaan kulit kaki tangan, bibir, dan wajah adalah bagian penting yang sangat sensitif terhadap dingin. Jika tidak dilindungi dengan baik, biasanya dalam jangka waktu 4 sampai 5 hari akan mengalami pecah pecah dan berdarah. Penggunaan cream pelindung wajah memang membantu akan tetapi jika tidak ada cream, cara praktis adalah dengan menutup erat bagian tubuh itu dengan kain hangat dan tebal.

 

Lihat Juga 

(1) Tehran Corner

(2) News Up date

 

 

First Pub. June, 9

 

 

 

 

 

 

26 Juli 2019

Wednesday, July 24, 2019

Riset Gabungan, Ini 3 Level Prediksi Angka Kematian Imbas Corona di RI

Riset Gabungan, Ini 3 Level Prediksi Angka Kematian Imbas Corona di RI

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 10 Apr 2020 10:58 WIB

Jakarta - Berdasarkan hitung-hitungan ilmuwan, wabah virus Corona akan mengakibatkan 2,6 juta orang di Indonesia meninggal dunia. Itu bila COVID-19 dibiarkan tanpa intervensi. Pemerintah Indonesia sudah melakukan intervensi, maka angka kematian 2,6 juta bisa dihindari. Namun, bila setengah dari masyarakat tidak mengisolasi diri, angka kematian tetap berpotensi tembus sejuta.
Ini adalah permodelan terkait wabah COVID-19 di Indonesia, dibuat oleh pakar dari berbagai universitas dan tim SimcovID. Ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini berasal dari ITB, Unpad, UGM, Essex and Khalifa University, University of Southern Denmark, Oxford University, ITS, Universitas Brawijaya, dan Universitas Nusa Cendana.

Peneliti membagi prediksi berdasarkan tiga level intervensi sebagai berikut:
1. Tanpa intervensi: Penyebaran virus dibiarkan tanpa penanganan.
2. Mitigasi (mulai 15 Maret 2020): Memperlambat penyebaran. 50% Populasi diam di dalam tempatnya, 50% populasi bisa bepergian.
3. Supresi (jika mulai 12 April 2020): Menekan laju penyebaran. Karantina wilayah. Hanya mengizinkan 10% populasi yang bisa bepergian.

Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia telah menyatakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sudah ada imbauan pembatasan jarak fisik, peliburan tempat-tempat kerja, hingga peniadaan acara berkumpulnya orang. Bagaimana dengan Indonesia saat ini? Apakah masuk kondisi COVID-19 tanpa intervensi, mitigasi, atau supresi?

"Indonesia cenderung mitigasi keras, belum supresi," kata Nuning Nuraini, peneliti matematika epidemiologi ITB yang ikut serta dalam riset ini, menjawab pertanyaan detikcom, Kamis (9/4/2020).

Berikut ini prediksinya:
Perbandingan strategi tanpa intervensi, mitigasi, dan supresi

1. Tanpa intervensi
- Jumlah kematian: 2,6 juta
- durasi epidemi sejak intervensi: 4-5 bulan
- puncak kasus aktif: 55 juta (tengah Mei 2020)
- puncak kebutuhan ICU: 6 juta

2. Mitigasi (mulai 15 Maret 2020)
- Jumlah kematian: 1,2 juta
- durasi epidemi sejak intervensi: 10-13 bulan
- puncak kasus aktif: 5,5 juga (awal Juli 2020)
- puncak kebutuhan ICU: 600 ribu

3. Supresi (jika mulai 12 April 2020)
- Jumlah kematian: 120 ribu
- durasi epidemi sejak intervensi: 6-7 bulan
- puncak kasus aktif: 1,6 juta (akhir April-awal Mei 2020)
- puncak kebutuhan ICU: 180 ribu

Bagaimana dengan kondisi intervensi yang diterapkan saat ini? Apakah angka kematiannya bakal 1,2 juta orang sebagaimana prediksi dengan kategori intervensi mitigasi, atau jumlah kematian 120 ribu orang sebagaimana prediksi dengan kategori supresi?

"Jumlah kematian bisa lebih rendah dari 1,2 juta orang, kita sedang berada di antara mitigasi dan supresi. Ini tergantung pilihan yang dibuat individu dan juga pemerintah. Kalau masing-masing individu sadar disiplin mengisolasi diri dan keluarga, atau apabila pemerintah bertindak keras, maka harapannya bisa dekat ke supresi," kata Nuning Nuraini.

"Tapi kalau masih mudik, ya, bisa dibayangkan penyebarannya," imbuhnya.

Riset ini menggunakan permodelan SEIRQD, yakni Susceptible (rentan)-Exposed (terpapar)-Infected (tertular)-Quarantine (karantina)-Recovery (sembuh)-Death (kematian). Tujuannya, pertama, untuk menganalisis perkiraan kepadatan kasus COVID-19 per 100 ribu jumlah penduduk. Kedua, menunjukkan seberapa besar perkiraan kasus yang tidak terdeteksi dari provinsi-provinsi di Indonesia.

Riset ini juga menggunakan metode Extended Kalman Filter. Tujuan penggunaan metode ini untuk memberi nilai angka reproduksi penularan COVID-19 dengan tepat, dan memproyeksikan waktu puncak serta jumlah kasus kematian dari beberapa skenario kebijakan pemerintah.

Penelitian dengan draf bertanggal 6 April 2020 ini didasarkan pada data sampai 31 Maret 2020. Hasil permodelan ini belum melalui penelaahan sejawat (peer review). (dnu/fjp)


      













        







25 Juli 2019

(cc) Destinasi Nusantara (cc)


DESTINASI INDONESIA


Menyusuri Brebes, Kota Pengentasan Kemiskinan Terpadu Pertama Di Indonesia
Brebes, Online Polkrim (Cahaya Press) (23/5/2016)
Selama 3 hari Polkrim On Line (Cahaya Press) diundang oleh sebuah LSM Politik berkunjung ke Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Untuk menyaksikan kondisi masyarakat yang dijadikan oleh Presiden April lalu (11/4/2016) sebagai prototype kota untuk program pengentasan kemiskinan terpadu, yang pertama di Indonesia. Berikut adalah berbagai potret menarik kota kecil di pantai utara Pulau Jawa ini.(VIJ)

SEBUAH SYURGA BERNAMA PAPUA

(1)
Sebuah pulau raksasa yang misterius,
Diantara semua keluarga yang aku punya baru ayah Mertua Sepuh Almarhum H. Soepii yang telah menginjakkan kaki di tanah Papua. Soepii datang ke Papua untuk membantu tanah itu merdeka dari Belanda kembali ke Ibu Pertiwi. Trikora adalah seruan Presiden Soekarno kepada seluruh rakyat untuk melawan dominasi Belanda di Papua

(1) Gagalkan Pembentukan Negara Boneka Papua Buatan Kolonial Belanda
(2) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
(3) Bersiaplah Untuk Mobilisasi Umum Guna Mempertahankan Kemerdekaan Dan Kesatuan Tanah Air Dan Bangsa

Dan Soepii pulang kembali ke Pulau Jawa dengan membawa sebuah kemenangan.


Parade Foto



 
 
First Pub. June, 3 







Under Development (Dalam Proses Pengembangan)
Situs Paguyuban Asgar ini sedang dalam tahap pengembangan (under developmnet), Beberapa fitur masih belum aktif dan digunakan.
(25 Juli 2019)

Dr. Nuning Nuraini bersama Tim SimcovID Sampaikan Kajian Ilmiah Terbaru Pandemi COVID-19 di Indonesia

Berita / Penelitian

Dr. Nuning Nuraini bersama Tim SimcovID Sampaikan Kajian Ilmiah Terbaru Pandemi COVID-19 di Indonesia

Adi Permana - Kamis, 9 April 2020, 16:34:24 

BANDUNG, itb.ac.id – Dr. Nuning Nuraini, S. Si, M.Si., salah satu peneliti matematika epidemiologi Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dengan SimcovID Team telah merilis penelitian terbaru terkait fenomena pandemi COVID-19 di Indonesia. Dalam penelitian tersebut, Nuning beserta tim mencoba menjawab permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks dan spesifik dengan pendekatan model yang lebih reaslistik. Tim ini terdiri dari belasan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di antaranya ITB, Unpad, UGM, ITS, UB, Undana, bahkan termasuk peneliti perguruan tinggi luar negeri asal Indonesia yaitu Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.

Dalam kajian ilmiah yang mereka rancang, Dr. Nuning dan Tim SimcovID berusaha untuk menjawab setidaknya tiga rumusan masalah. Pertama, lewat model SEIRQD (Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death), mereka ingin menghasilkan analisa terkait estimasi kepadatan kasus COVID-19 per 100.000 jumlah penduduk dan menunjukkan seberapa besar perkiraan kasus yang tidak terdeteksi dari provinsi-provinsi di Indonesia.

Kedua, menggunakan metode Extended Kalman Filter, Tim SimcoviID berusaha untuk memberikan nilai Ro yang tepat bagi kejadian di Indonesia. Lalu, terakhir, Dr. Nuning dan rekan-rekan juga menyiapkan proyeksi waktu puncak dan jumlah kasus kematian dari beberapa skenario kebijakan pemerintah yang mungkin akan dilaksanakan dalam menghadapi situasi pandemi ini.

Untuk menjawab tujuan pertama, Dr. Nuning beserta tim berusaha menentukan estimasi parameter yang tepat melalui data yang ada, walaupun validitas data kasus terlapor diasumsikan rendah. Oleh sebab itu estimasi parameter juga dilakukan melalui data kematian yang diasumsikan lebih dapat dipercaya dibandingkan data kasus terlaporkan. Setelah data-data tersebut diolah, Dr. Nuning dan tim menyimpulkan, Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan estimasi kepadatan kasus COVID-19 per 100.000 orang tertinggi di Indonesia dengan estimasi kasus yang tidak terdeteksi sebesar 32.000 (dalam selang kepercayaan 86%) kasus. Jumlah kasus ini jauh meninggalkan estimasi nomor dua yang diduduki oleh Provinsi Jawa Barat dengan 8.090 kasus tak terdeteksi dengan selang kepercayaan yang sama.

Selanjutnya, untuk estimasi dari jumlah kasus COVID-19 yang terdeteksi berdasarkan pemodelan, Provinsi Bengkulu menjadi provinsi yang paling kecil kemampuan deteksinya yakni 0.26% dari perkiraan total kasus provinsi sebesar 385 kasus. “Dari pemodelan, kita juga bisa melihat bahwa provinsi-provinsi yang presentase perkiraan kasus tidak terdeteksinya tinggi ada di luar pulau Jawa, seperti Bengkulu, Papua Barat, Sumatera Selatan, dan beberapa provinsi lain, “ sebut Nuning selaras dengan isi kesimpulan kajian.

Penting pula untuk diketahui bahwa ada dua catatan penting menyangkut estimasi-estimasi yang dilakukan pada kajian ilmiah ini. Pertama, analisa estimasi hanya dilaksanakan pada provinsi-provinsi yang sudah ada kasus kematiannya. Kedua, hasil estimasi ini hanya valid jika seluruh pasien yang terkonfirmasi COVID-19 dan meninggal dianggap tidak melakukan perjalanan lintas provinsi selama sekurang-kurangnya dua minggu. Asumsi-asumsi yang dipakai juga didasarkan data yang ada sampai tanggal 31 Maret 2020.

Berikutnya, untuk nilai Ro, Tim SimcovID memprediksi, dengan menggunakan Extended Kalman Filter (EKF), bahwa nilai Ro di Indonesia sekarang ada pada kisaran angka 3.3. “Ro itu sendiri, kalau di matematika, bisa diartikan sebagai jumlah kelahiran kasus baru akibat 1 orang terinfeksi saat masuk ke dalam suatu populasi yang sepenuhnya sehat dan potensial untuk sakit. Biasanya, ada pihak yang menyebutnya juga sebagai faktor penggandaan atau semacamnya. Intinya, kita harus mengejar nilai Ro agar kurang dari 1 sehingga kita bisa mengejar keadaan bebas penyakit,“ terang Nuning.

Terakhir, dalam melakukan kajian proyeksi waktu puncak dan jumlah kasus kematian dari skenario kebijakan pemerintah, Tim SimcovID membagi terlebih dahulu jenis skenario yang akan dikaji, yaitu tanpa kebijakan, kebijakan memperketat social/physical distancing, dan karantina wilayah. Selain itu, mereka juga menambahkan faktor waktu penerapan kebijakan dan waktu pelaporan/waktu konfirmasi kasus sebagai faktor kualitatif lainnya. Hasilnya, kajian ilmiah tersebut menyimpulkan bahwa skenario kebijakan karantina wilayah dalam waktu dekat disertai dengan rapid-test adalah skenario terbaik yang dapat dilakukan pemerintah. Dari hasil model mereka, kita bisa yakin bahwa fenomena pandemi di Indonesia dapat mereda lebih cepat serta lebih sedikit kasus kematian jika pemerintah menerapkan karantina wilayah, melakukan rapid-test, dan segera memulai kebijakan-kebijakan tersebut.

“Segala bentuk pekerjaan yang kami lakukan dalam membangun model dan menghasilkan analisa hanya didasarkan pada sikap sukarela. Kami tidak punya tujuan lain selain ingin mengerjakan apa yang sudah menjadi bagian dari profesi kami yaitu menghasilkan publikasi ilmiah. Namun, tentunya kami akan senang jika apa yang kami kerjakan dapat membantu bagi yang membutuhkan,“ tutup Nuning.


Reporter: Ferio Brahmana (Teknik Fisika, 2017)











25 Juli 2019

Monday, July 22, 2019

Data Serangan Global Covid -19 : Angka Kematian Tertinggi Di Dunia : Yogyakarta (17 %) Dan Jawa Tengah (15 %) :2,6 juta Akan Tewas : Prediksi Korban Di Indonesia

Data Serangan Global Covid -19 : Angka Kematian Tertinggi Di Dunia : Yogyakarta  (17 %) Dan Jawa Tengah (15 %) :2,6 juta Akan Tewas : Prediksi Korban Di Indonesia



Bandung, Informatika Newsline (11/04)
Sampai dengan Sabtu pagi (11/04) jumlah korban global positif Covid 19, telah mencapai jumlah 1,5 juta orang lebih, dengan jumlah meninggal lebih dari 100 ribu orang. Meskipun Amerika Serikat mencatat jumlah terbesar pasien positif Covid-19 (setengah juta orang), 



DATA GLOBAL (13/04) 

POSITIF : 1.863.406
MENINGGAL : 115.225
(20.00 WIB)



DATA INDONESIA (13/04) 

POSITIF : 4557
MENINGGAL : 399
(20.00 WIB)


Italia masih menjadi tempat paling mengerikan, dengan tingkat kematian tertinggi sebesar 12,77 %. Amerika Serikat hanya berada pada posisi ke-12 dengan tingkat kematian mendekati 3,5 %. Perancis turun ke posisi ke-5 paling mengerikan, dengan tingkat kematian mencapai 10, 47 % (sebelumnya mencapai 13 % lebih). 
Inggris ada di peringkat ke-2 negara paling horor. Tingkat kematiannya mencapai 12 % lebih. Disusul Belgia, dan Belanda. Sementara itu data kematian di Indonesia ada di peringkat ke-7 setelah Spanyol (peringkat ke-6). 
Akan tetapi dibandingkan kondisi global, rata rata tingkat kematian di Provinsi yang ada di Indonesia jauh lebih dahsyat. Yogyakarta mencatat prosentase kematian 17 %, disusul Jawa Tengah 15 % lebih. Sementara Jawa Barat mencapai 11 % lebih tinggi sedikit dari Posisi Belanda dan di bawah Belgia. Jakarta, Banten, Jawa Timur prosentasenya sama dengan Prosentase Kematian Nasional. Ketiga Provinsi ini, berdasarkan data, menjadi barometer kondisi tingkat prosentase kematian Nasional. 
Kondisi jelas menunjukkan posisi Indonesia masih sangat berbehaya. Tingginya prosentase kematian di tiap provinsi menunjukkan rendahnya tingkat kecepatan mengetahui jumlah pasien positif Covid-19. Secara terbuka ini dapat terlihat dari data Nasional yang baru melakukan proses uji kepada 16 ribuan orang saja dari total seluruh Penduduk Indonesia 300 juta (memakai data media non pemerintah).  Prosentase uji positif Covid-19 ke warga negara hanya mencapai kurang dari 0,5 % penduduk Indonesia. Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan dan sekaligus membahayakan. 

Data yang diangkat resmi oleh pengumuman resmi pemerintah hanyalah perwujudan wajah dari Gunung Es yang hanya tampil kecil di puncaknya, akan tetapi menyimpan jumlah besar yang terpendam tidak terlihat. Buruknya fasilitas kesehatan dan rendahnya pemahaman pengelola negara dan warga negara menjadi realitas dari penanganan kasus Covid-19, disamping upaya-upaya dari sementara oknum pemerintah dan masyarakat yang selalu mencoba berusaha merefokus kan atau mengubah fokus ke arah yang lain. Dalam kondisi darurat seperti ini, upaya refokussing untuk menjaga perasaan masyarakat secara relatif, tidaklah berguna sama sekali. Karena upaya refokussing hanya akan menurunkan tingkat kewaspadaan dan melupakan "lubang kapal yang membuat kapal negeri ini semakin lama semakin tenggelam ke dalam gelombang besar bencana global ini." 

Perhitungan yang dilakukan oleh kelompok peneliti dari ITB, Dr. Nuning Nuraini, S. Si, M.Si memberikan prodiksi mengejutkan. Lebih dari 2 juta orang warga negara Indonesia akan meninggal akibat serangan Covid-19 ini, jika respon tanggap yang dilakukan oleh pemerintah masih seperti saat ini. 

Lihat Link ITB

Tidak menemukan link karena sudah dihapus atau karena sebab lain ? Lihat arsip berita internal di Informatika News Line : Arsip Berita Dr. Nuning Nuraini  

Lihat Link Detik.Com 

Tidak menemukan link karena sudah dihapus atau karena sebab lain ? Lihat arsip berita internal di Informatika News Line : Arsip Berita Riset Gabungan Detik.com 

Dr Nuning, salah satu peneliti matematika epidemiologi Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dengan SimcovID Team telah merilis penelitian terbaru terkait fenomena pandemi COVID-19 di Indonesia. Tim yang dipimpin Dr Nuning terdiri dari belasan peneliti dari berbagai perguruan tinggi ITB, Unpad, UGM, ITS, Brawijaya, Undana, bahkan termasuk peneliti dari Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan juga Oxford University.




Kirimkan Komentar Anda Untuk Tulisan ini. 
Dan Dapatkan Hadiah E-Money 300 ribu untuk komentar anda



Menjawab hasil penelitian Dr. Nuning, tidak mudah. Karena respon tanggap yang dimaksud juga berarti ketersediaan perangkat kesehatan dan pemahaman yang memadai dari seluruh unsur negara. Bagaimana mencapai tingkat ideal respons tanggap ? Butuh pendidikan yang panjang, kejujuran, dan keberanian mengakui kesalahan dari seluruh entitas yang ada di negara. Yang dalam beberapa tahun terakhir semua nilai itu telah menjadi nilai nisbi. 

Pendidikan bukan untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman. Pendidikan hanya untuk mencapai gelar dan memenuhi syarat untuk mempertahankan jabatan dan posisi. Pendidikan dan pemahanan adalah dua hal yang telah berhasil dipisahkan oleh sistem pendidikan yang ada di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini. Terdidik tapi tidak memahami permasalahan atau dengan kata lain yang keren. Terdidik tapi tidak punya Literasi.  

Kejujuran ? Tidak diperlukan. Untuk mencapai sebuah posisi, segala cara ditempuh. Menghalalkan segala macam cara. Kalau perlu dengan menipu publik, atau bahkan menggunakan alat-alat negara untuk memperkuat posisi. Kejujuran sudah musnah di negeri ini. Bahkan para penghina komunitas saja diangkat menjadi pejabat publik, tanpa memperdulikan jutaan anggota komunitas yang terhina oleh perilaku sang oknum. Kejujuran menjadi berubah, kejujuran hanyalah sebuah kata tanpa makna.

Demikian juga keberanian untuk mengakui kesalahan yang menjadi sikap ksatria yang selalu dijunjung tinggi itu tak lagi ada nilainya. Menjadi bersifat seperti Duryudana atau menjadi seperti Sengkuni, yang menjadi trend pejabat di Hastina Pura dalam cerita pewayangan, menjadi hal yang mengasyikkan untuk dilakukan. Lebih baik berperilaku seperti Kurawa yang hidup tanpa perlu bersusah payah. Yang penting bisa bersenang-senang. 

Data-data mengerikan Covid-19 seharusnya membuat semua entitas negara sadar. Dan kembali ke jati diri manusia sejati. Tidak malah menyuruh melupakan apa yang terjadi, tapi mengajak semua entitas negeri untuk bersiap menghadapi dengan baik, menyikapi yang datang dengan cerdas dan penuh kewaspadaan, tanpa kebohongan atau trik jaga gengsi yang lain. (Al Syarif Al Hakiem).   






22 Juli 2019

Friday, July 19, 2019

(cc) Tajuk Rencana dan Opini (cc)

Tajuk Rencana dan Opini



 
 
 

Edan : Prosentase Kematian Di Indonesia Tertinggi Di Dunia, Setelah Italia
Ulasan Dan Opini : Ideologi Komunis, Bukan Bekas Anggota PKI
Catatan Redaksi : Bojonegoro Review
Usulan Larangan Poligami Gaya PSI, Bertentangan Dengan Pancasila 
Usul Larangan Poligami Dari PSI : Perlu Rambu-Rambu Konten Kampanye KPU
Mencari Kebenaran Sejati Di Pemilu 2019
Mencari Biang Keributan Pilpres 2019
Esai Tentang Akar Kemiskinan Dan Kesengsaraan
Penerapan Konsep DUDI Dalam LKP Bimbingan Belajar
Salah Kaprah Dan Penyesatan Pendidikan Tinggi Indonesia, Kualitas Pendidikan Tinggi Dinilai Dari Tinggi Gedung Dan Jumlah Mahasiswa 
BUMI MANUSIA : Tetralogi Kiri (Baca : KOMUNIS) Yang Memenangkan Pertempuran Melawan Waktu ?
Koneksitas Transportasi Membuka Pasar Garam Krangkeng Ke Bandung
Gagal Berantas Korupsi, KPK Memang Layak Dibubarkan
Ketika Tanah "Bengkok" Di bengkak-bengkokkan

 

Lihat Juga News Up date

 
 
 
 
Indeks



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Under Development (Dalam Proses Pengembangan) (20 Juli 2019)

 Salah satu kegiatan Paguyuban Membangun Relasi Dan Kebersamaan Dengan Aparat Hukum TNI-Polri

Rapat Panitia Rakernas

Rapat-rapat Panitia Rakernas DPP Paguyuban Asgar

Rapat Pertama
 
Divisi Teknologi Informasi, Paguyuban Asgar
Dalam rangka mempersiapkan kegiatan Rakernas DPP Paguyuban Asgar. Dilakukan rapat persiapan di Daerah Cibaduyut Bandung. 

Hasil rapat pertama menyepakati fokus kegiatan rapat kerja adalah diarahkan ke kota Bandung, dengan alternatif Garut menjadi pilihan kota kedua. 

Peserta rapat segera melakukan beberapa kegiatan studi awal untuk menjajagi kemungkinan pemilihan tempat kegiatan Rakernas. Peserta rapat sepakat menggunakan berbagai sarana pra sarana promosi dengan dukungan media massa untuk mendukung gaung kegiatan Rakernas dan juga pengenalan Organisasi Paguyuban Asgar. 

Rapat Agustus 2019
Rapat pertengahan akhir Agustus dilakukan di lokasi bilangan MTC Soekarno Hatta Bandung. Rapat membahas persiapan dukungan sponsorship dan kesiapan lainnya. 

Lokasi Rakernas disepakati di Gedung Museum Kota Bandung di depan Balai Kota Bandung. (Vijay)

Lihat Juga : 

KEDAI ILUSI GAME COMPETITION

KEDAI ILUSI GAME COMPETITION 
IN THE MIDDLE OF PANDEMIC 

 
KOMPETISI GAME KEDAI ILUSI 
PUTARAN PERTAMA
 
UJI COBA
20 MARET 2021
(80 PESERTA 20 TEAM) TIME : 09.00-18.00 WIB

PUTARAN PERTAMA : MARET - APRIL 2021
PUTARAN KEDUA  : MEI - JUNI  2021

 


 


CONTACT KEDAI ILUSI 
0881026229697

MENANGKAN BERJUTA HADIAH BERLIMPAH DARI KEDAI ILUSI 
GAME COMPETION CENTRE 
FROM EAST
 
 

Juara 1 Putaran Pertama

Juara 2 Putaran Pertama

Juara 3 Putaran Pertama
 
 Juara 3 Barbarian King



 








B
20/07/2019
hjghjgjhgjhkghjg