Pages

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Saturday, January 30, 2021

Redesign Modul Pendaratan Darurat Untuk Pesawat Penerbangan Sipil

Teknologi keamanan untuk Penumpang pesawat terbang sipil harus dilakukan proses redesign. Puluhan ribu korban meninggal yang telah dicatat oleh dunia penerbangan seharusnya menggerakkan industri penerbangan untuk melakukan proses redesign keamanan penumpang pesawat terbang. 


Akan tetapi dalam kenyataannya, langkah perbaikan pengamanan ini hampir tidak pernah dilakukan dari sisi penumpang. Proses perbaikan memang dilakukan dengan serius, akan tetapi yang dilakukan selama ini gagal menyentuh Safety  penumpang  dengan lebih serius. Tetrdapat banyak ide untuk melakukan perbaikan safety penumpang pesawat ini. Akan tetapi industri pesawat terbang komersial yang telah merasa estlabish selama beberapa waktu ini tidak pernah menganggap ide baru untuk safety penumpang pesawat, karena menganggap adanya oenambahan atau perubahan design atau tidak adanya perubahan, bisnis produksi pesawat tetap bagus. 


Industri fabrikan pesawat tidak benar-benar serius melindungi penumpang pesawat. Demikian juga para penumpang pesawat merasa tidak perlu adanya redesign apapun. Brain washing dilakukan melalui berbagai materi iklan, melupakan korban jatuh yang terus naik dan terus terjadi di seluruh dunia. 


Meskipun komite keselamatan penerbangan selalau melakukan investasi pasca kecelakaan, akan tetapi semua rekomendasi teknis yang disampaikan tidak pernah menyentuh keselamatan penumpang pesawat secara mendasar. Dengan teknologi yang ada, penumpang pesawat terbang akan selalu akan jadi target korban pada saat pesawat mengalami crash. 


Pemahaman lebih, pada pentingnya proses redesign teknologi keselamatan poenumpang pesawat terbang ini harus dilakukan, Karena jika tidak maka tidak akan pernah selesai ancaman kematian bagi para penumpang pesawat terbang komersial.

Industri penerbangan yang luar biasa pesat berkembang, dalam hitungan bisnis sederhana, akan menolak adanya proses proses redesign dan perbaikan, atau kalau tidak menolak ada indikasi membiarkan tanpa ada pembahasan lanjutan yang serius. Boeing di Amerika Serikat adalah salah satu contoh industri pesawat yang tidak perduli dengan hal ini. Jatuhnya pesawat Boeing di beberapa penjuru dunia, tidak serta  merta membuat Boeing berubah. Desakan dari FAA Amerika Serikatlah yang kemudian membuat pabrik pesawat ini tutup selama beberapa bulan. 

Akan tetapi setelah dibuka kembali produksi pesawat, maka tidaki pernah ada solusi baru apapun untuk peningkatan safety penumpang pesawat komersial. Penumpang pesawat komersial selalu menjadi komoditas untuk bisnis di penerbangan udara. Dan jatuhnya beberapa pesawat tidak pernah menyurutkan orang untuk memakai moda transportasi ini. 

Dalam kondisi seperti inilah seharusnys regulator penerbangan berani melakukan langkah. Akan tetapi dana sogokan dari industri pesawat ke regulator menghambat proses perbaikan ini. Dalam kondisi yang menyediahkan inilah industri penerbangan berkembang saat ini. 


Solusi sederhana Redesign Safety Penumpang pesawat terbang.

Salah satu ide yang disampaikan oleh  Divisi Teknologi Informatika News Line dalam proses peningkatan Safety pesawat terbang komersial ini adalah dengan menggunakan design airbag yang digunakan oleh NASA dalam misi-misi ruang angkasa mereka. 



Design Airbag yang sama ini telah digunakan dalam misi Mars Exploration Rover (2014) dan juga digunakan dalam misi Mars Pathfinder (1997). Airbag yang didisain ini harus cukup kuat untuk melindungi benturan keras saat mengalami benturan darurat saat mendarat di bebatuan atau medan yang kasar dan memungkinkannya untuk memantul dengan kecepatan tertentu setelah mendarat, sebelum berhenti untuk menyelamatkan penumpang pesawat terbang komersial yang terlindungi dan ada di dalam airbag. Airbag dipompa dengan materi udara atau liquid atau material lain beberapa detik pada saat kondisi darurat, sebelum mendarat. Dan airbag kemudian dikempiskan setelah dalam kondisi aman di atas permukaan tanah, perairan atau yang lain.

Airbag sederhana ini telah ada di sebagian besar disain mobil baru. Bahan yang digunakan untuk airbag ini beragam sesuai dengan hasil kajian studi dan tentu saja diperhitungan dengan jenis benturan dan kekuatan benturan yang terjadi. Kantung udara untuk misi Mars adalah bahan sintetis bernama Vectran yang digunakan di Mars Pathfinder. 

Vectran memiliki kekuatan hampir dua kali lipat dari bahan sintetis lainnya, seperti Kevlar, dan bekerja lebih baik pada suhu dingin.

Denier adalah istilah yang mengukur diameter benang yang digunakan pada produk. Ada enam lapisan 100-denier dari Vectran yang ringan namun kuat yang melindungi satu atau dua bola dari bahan yang sama dalam disain 200-denier. Jika menggunakan pendekatan 100-denier berarti ada lebih banyak kain di lapisan luar yang dibutuhkan, karena ada lebih banyak benang di tenunan.


Dalam disain airbag misi mars Nasa ini, setiap misi penjelajah menggunakan empat airbag dengan masing-masing enam bola lobus, yang semuanya terhubung. Sambungan-sambungan antar bola ini  penting, karena membantu mengurangi beberapa gaya pendaratan dengan menjaga sistem kantong tetap fleksibel dan responsif terhadap tekanan tanah. Kain kantung udara tidak terpasang langsung ke wahana yang dilindungi. Sebuah generator yang bekerja dengan tekanan gas mengontrol proses penggelembungan bola airbag. 






Friday, January 29, 2021

Masih Sangat Kuno : Teknologi pengamanan penumpang pesawat terbang

 News Analysis (Januari 2021) : 

Masih Sangat Kuno : Teknologi Pengamanan Penumpang Pesawat Terbang (Edisi Revisi)


Lihat News Clip Sebelumnya : Edisi April 2019


News Clip :
1. Laporan Kecelakaan Boeing 737 Ethiopia (4/4/2019)
2. Boeing akan memangkas produksi 737 Max dimulai pada pertengahan April 2019
3. Aeroflot Rusia Terbakar : 41 Tewas (6/5/2019).
4. Media Asing Ulas Sebab Kecelakaan Pesawat yang Sering Terjadi di Indonesia (12/01/2021)
5. Keluarga 3 Korban Sriwijaya Air Gugat Boeing di AS (29/01/2021) 
6. Ini Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air Menurut Kuasa Hukum Keluarga Korban (28/01/2021)

Deskripsi :
1.ABCNews : Laporan Kecelakaan Boeing 737 Ethiopia, Oleh David Kerley, Jeffrey Cook, Morgan Winsor, 4 Apr 2019, 6:23 ET

Kerusakan yang terjadi pada saat lepas landas menyebabkan kecelakaan Boeing 737 Max 8. Kecelakaan ini adalah kecelakaan kedua dalam lima bulan terakhir. menurut laporan awal dari pejabat Ethiopia.

Pilot dan co pilot Ethiopian Airlines 737 Max, telah mengikuti prosedur resmi kendali pesawat yang direkomendasikan akan tetapi mereka gagal mendapatkan kembali kendali pesawat. Beberapa detik kemudian pesawat hancur menabrak bumi. Demikian kesimpulan para penyelidik kecelakaan Ethiopian Airlines.

Ethiopian Airlines dengan Boeing 737 Max 8 nya jatuh Maret lalu dan menewaskan 157 orang di dalamnya.

" Pilot kami sudah mengikuti semua prosedur yang direkomendasikan tetapi tidak bisa mendapatkan kembali kendali atas penerbangan yang terkutuk itu, " kata para penyelidik Ethiopia kepada wartawan Kamis pagi (4/4/2019)

Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Moges mengatakan temuan pendahuluan dari penyelidikan atas kecelakaan mematikan itu menunjukkan bahwa semua aspek legal sudah terpenuhi. Pesawat memiliki sertifikat kelaikan udara yang sah, pilot berlisensi dan memenuhi syarat untuk melakukan penerbangan, dan proses lepas landas pesawat tampaknya "sangat normal."

Akan tetapi saat jet mulai menukik aneh, pilot "berulang kali" melakukan semua prosedur darurat yang disediakan oleh Boeing. Tetapi mereka "tidak dapat mengendalikan pesawat," Moges mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers di ibukota Ethiopia, Addis Ababa.

Ethiopian Airlines Penerbangan 302 jatuh dalam cuaca cerah di pagi hari pada 10 Maret, enam menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Addis Ababa Bole. Jet buatan Amerika, yang membawa 149 penumpang dan 8 awak, itu terbang menuju Nairobi, Kenya.

Berdasarkan laporan awal ini, penyelidik keselamatan penerbangan Ethiopia merekomendasikan Boeing agar segera meninjau kembali sistem kontrol penerbangan pesawat model 737 Max 8 yang baru.  Selanjutnya Menteri menyatakan bahwa menurut dokumen laporan, Otoritas penerbangan telah memverifikasi bahwa proses teknis kendali terbang telah ditangani secara memadai oleh Boeing sebelum mengijinkan melanjutkan operasi jet ini.

Temuan ini membantah laporan kerusakan akibat adanya benda asing, yang disebut sebagai FOD (foreign object damage) oleh peneliti Ethiopia.

"Kami tidak menemukan informasi mengenai FOD di pesawat," Amdye Andualem, ketua Biro Investigasi Kecelakaan Ethiopia mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers. "Data yang disediakan oleh FDR (flight data recorder / perekam data penerbangan) tidak menunjukkan bahwa ada FOD."

CEO Ethiopian Airlines, Tewolde GebreMariam, mengatakan temuan dalam laporan itu "jelas" menunjukkan bahwa pilot mengikuti instruksi yang direkomendasikan oleh Boeing dan disetujui oleh Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat.

"Kami semua di Ethiopian Airlines masih mengalami duka mendalam atas kehilangan orang-orang yang kami cintai dan kami ingin menyampaikan simpati dan belasungkawa mendalam kami kepada keluarga, kerabat dan teman-teman para korban," kata GebreMariam dalam pernyataan Kamis pagi. . "Sementara itu, kami sangat bangga dengan kepatuhan pilot kami untuk mengikuti prosedur darurat dan kinerja profesional tingkat tinggi dalam situasi yang sangat sulit."

Dua sumber penerbangan yang akrab dengan penyelidikan itu mengatakan kepada jurnalis, bahwa penerbangan Ethiopian Airlines mengalami kerusakan sensor serangan saat lepas landas dari burung atau benda asing. Serangan itu memicu data yang salah dan mengaktifkan sistem anti-kios - yang disebut MCAS - mengirim pitch pesawat kembali ke ground dan akhirnya menabrak tanah.

Menurut sumber tersebut, pilot tidak mencoba menarik hidung pesawat secara elektronik, sebelum mengikuti prosedur darurat Boeing untuk melepaskan daya ke stabilizer horizontal di bagian belakang pesawat.

Salah satu sumber mengatakan bahwa mereka secara manual berusaha membawa hidung pesawat kembali dengan menggunakan roda trim. Segera setelah itu, pilot memulihkan daya ke stabilizer horisontal.

"Dengan pulihnya daya, MCAS diaktifkan kembali, " kata sumber itu, " akan tetapi pilot gagal mendapatkan kembali kendali sebelum kecelakaan."

Namun, pernyataan sumbet anonim ini dibantah oleh temuan awal dari penyelidik Ethiopia yang membantah bahwa ada kerusakan benda asing, atau FOD, pada jet tersebut.

"Kami tidak menemukan informasi mengenai FOD di pesawat," Amdye Andualem, ketua Biro Investigasi Kecelakaan Ethiopia mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers hari Kamis. "Data yang disediakan oleh FDR (perekam data penerbangan) tidak menunjukkan bahwa ada FOD."

Peneliti Perancis dan Amerika membantu para penyelidik Ethiopia dari pusat sistem keamanan anti-kios otomatis pada Boeing 737 Max 8. Mereka mencoba mencari kemungkinan kaitannya antara masalah dalam Kecelakaan penerbangan Ethiopian Airlines dengan pesawat Lion Air di Indonesia akhir tahun 2018 yang lalu.

Dalam kedua kecelakaan itu, pesawat Boeing 737 Max 8 terlihat berupaya mempertahankan jalur penerbangan yang stabil. Pesawat berulang kali turun dan naik ketinggian sebelum akhirnya jatuh dan hancur. Dalam dua insiden, sistem keamanan anti-kios baru pada Max yang mengontrol trim pesawat - MCAS - terlihat diaktifkan, menurut sumber anonim pada jurnalis.

Pilot maskapai komersial dilatih untuk melepaskan sistem jika terjadi anomali di runaway, ketika pesawat membuat gerakan pitch yang tidak terduga. Tidak diketahui apa yang membuat pilot penerbangan Lion Air tidak melepaskan sistem dan membiarkan pesawat. Akan tetapi pihak Lion Air di Indonesia membela pelatihan para pilotnya.

Setelah jatuhnya Ethiopian Airlines Penerbangan 302, maskapai penerbangan dan otoritas penerbangan di seluruh dunia melarang menerbangkan Boeing 737 Max 8. Amerika Serikat adalah yang terakhir melakukannya pada 13 Maret yang lalu, setelah FAA menyimpulkan data data yang dikumpulkan dari satelit.

Pekan lalu, penjabat administrator FAA Daniel Elwell pergi ke Capitol Hill untuk menyampaikan tanggapan pemerintah terhadap dua kecelakaan itu. Elwell mengatakan kepada para senator pada hari Rabu (3/4) bahwa FAA menjadi salah satu regulator penerbangan terakhir di dunia yang melarang terbang
 Boeing 737 Max 8. Amerika Serikat dan Kanada adalah yang pertama membuat keputusan berdasarkan data yang kuat dari pesawat, bukan sekedar dugaan saja.

Boeing mengatakan sedang mengerjakan pembaruan aplikasi (peranti lunak) untuk sistem keselamatan otomatis dan diharapkan akan disetujui oleh FAA dan ditawarkan kepada maskapai dalam beberapa minggu ke depan.

Pabrik pesawat yang berbasis di Chicago ini telah memasok lebih dari 370 jet Boeing 737 Max 8 ke 47 maskapai sejak model tersebut dilaunching pada Mei 2017. Sebanyak 72 pesawat di antaranya saat ini terbang di Amerika Serikat.

"Kami mendesak agar jangan berspekulasi dan menarik kesimpulan pada temuan sebelum rilis data penerbangan dan laporan pendahuluan," kata Boeing dalam sebuah pernyataan.

2. CNBC.com: Boeing akan memangkas produksi 737 Max dimulai pada pertengahan April 2019, Oleh :Phil LeBeau | @Lebeaucarnewsi, Lindsey Wasson | Reuters

Boeing memangkas produksi jet 737 Max-nya sebesar 20 persen dari 52 sebulan menjadi 42 sebulan.

CEO Dennis Muilenburg mengatakan perusahaan mengalihkan sumber daya untuk memperbaiki perangkat lunak yang banyak dicurigai berkontribusi pada dua kecelakaan fatal sejak Oktober 2018. Saham Boeing mengalami kejatuhan di pasar saham.(Pabrik Boeing di Renton, Washington, 27 Maret 2019.)

Boeing memangkas produksi 737 Max jet bersamaan dengan upaya cepat untuk menyelesaikan perbaikan yang akan membuat pesawat terbang terbang lagi.

Produksi bulanan pesawat Boeing, yang terlibat dalam dua kecelakaan sejak Oktober, turun 20 persen dari level saat ini yaitu 52 per bulan menjadi 42 per bulan, kata perusahaan itu Jumat.

"Kami sedang menyesuaikan sistem produksi 737 sementara, mengakomodasi jeda dalam pengiriman MAX, dan memungkinkan kami memprioritaskan sumber daya tambahan untuk fokus pada sertifikasi perangkat lunak dan mengembalikan MAX ke penerbangan," kata Ketua dan CEO Boeing Dennis Muilenburg dalam sebuah pernyataan.

 Muilenburg mengatakan raksasa kedirgantaraan itu sudah bekerja dengan para pemasok untuk, "meminimalkan gangguan operasional dan dampak finansial dari perubahan tingkat produksi."

Pemotongan produksi kemungkinan akan membebani saham Boeing yang telah bertahan relatif baik setelah awalnya turun lebih dari 10% pada pertengahan Maret setelah jatuhnya Ethiopian Airlines 737 Max 8. Itu adalah kecelakaan kedua dari 737 Max di enam bulan terakhir dan memicu negara-negara di seluruh dunia untuk mendaratkan pesawat atau melarang Boeing terbang di wilayah udara mereka.

FAA, setelah sempat menyebut pesawat itu "layak terbang," akhirnya memutuskan bergabung dengan seluruh dunia pada 13 Maret melarang terbang Boeing Max.

Pada saat itu, Boeing mengatakan tidak memiliki rencana untuk memangkas produksi dan banyak analis setuju dengan keputusan tersebut. Jose Caiado, analis maskapai di Credit Suisse, mengatakan pada pertengahan Maret bahwa ia berharap Boeing akan tetap mempertahankan jalur perakitan pada level saat ini sehingga tidak mengganggu rantai pasokan.

"Mereka hanya perlu membawa persediaan itu di neraca mereka sebentar lagi," katanya kepada CNBC.

Boeing mengatakan pihaknya berharap untuk memiliki perbaikan perangkat lunak untuk 737 Max dalam beberapa minggu mendatang yang akan diserahkan kepada FAA dan regulator internasional untuk persetujuan. Tinjauan mereka dan sertifikasi potensial dapat memakan waktu beberapa minggu lagi, bahkan berbulan-bulan, yang berarti 737 Ma akan di-grounded sampai dengan Juni.

Akan tetapi Boeing dengan cerdas memutuskan memproduksi lebih sedikit 737 dari pabriknya di Renton, Washington.

Secara terpisah, Muilenburg mengatakan dewan direksi Boeing telah membentuk komite untuk "meninjau kebijakan dan proses di seluruh perusahaan kami untuk desain dan pengembangan pesawat terbang yang kami bangun."

3. Aeroflot Rusia Terbakar : 41 Tewas (6/5/2019).
Setelah dihantam serangan petir hebat. Aeroflot yang terbakar dan mendarat 45 menit setelah insiden, membuat 41 penumpangnya tewas terbakar.


4. Media Asing Ulas Sebab Kecelakaan Pesawat yang Sering Terjadi di Indonesia (Selasa, 12 Jan 2021 18:18 WIB)

https://travel.detik.com/travel-news/d-5331173/media-asing-ulas-sebab-kecelakaan-pesawat-yang-sering-terjadi-di-indonesia

Putu Intan

Jakarta - Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 menambah daftar panjang kecelakaan pesawat di Indonesia. Media asing pun menyoroti penyebab seringnya terjadi kecelakaan tersebut. Salah satu media yang mengemukakan analisanya adalah Bloomberg. Bloomberg menyebut Indonesia sebagai negara terburuk di Asia dalam hal perjalanan udara.

Pernyataan itu didasarkan data dari Aviation Safety Network yang menunjukkan kecelakaan pesawat di Indonesia mencapai 104 kasus dengan korban meninggal sebanyak 2.301 sejak 1945. Jumlah ini terbanyak di Asia dan menempati urutan ke-8 di dunia.

Dalam artikel berjudul Jet Crash Adds to Long List of Aviation Disasters in Indonesia, Bloomberg membedah dua faktor utama yang menjadi penyebab kecelakaan pesawat di Indonesia.

Faktor pertama adalah cuaca buruk. Di Indonesia kerap terjadi badai petir yang dapat membahayakan penerbangan.

"Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terluas di dunia, dengan pulau-pulau berjajar sepanjang London hingga New York, Indonesia memiliki salah satu insiden badai petir dan sambaran petir tertinggi dibandingkan wilayah lainnya," tulis Bloomberg.

Media itu juga mencontohkan Kota Bogor yang pernah mengalami badai petir selama 322 hari dalam setahun pada 1988.

Kemudian, melihat kondisi geografis Indonesia yang penuh gunung berapi, ini juga dapat menyebabkan gumpalan abu ke udara yang dapat membahayakan penerbangan. Abu itu dapat tersedot masuk ke mesin pesawat dan merusaknya.

Traveler tentu masih ingat ketika Gunung Agung di Bali meletus, sejumlah penerbangan harus dialihkan bahkan dibatalkan.

"Pada 2019, bandara Bali membatalkan dan mengalihkan sejumlah penerbangan menyusul letusan Gunung Agung, yang memuntahkan abu di selatan pulau," tulisnya.

Selain itu faktor pemanasan global yang mengubah cuaca juga disoroti. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 juga diketahui sempat mengalami delay akibat cuaca buruk.

"Dengan pemanasan global, kejadian cuaca ekstrim menjadi lebih umum juga. Penerbangan Sriwijaya Air SJ 182 ditunda sekitar satu jam karena kondisi yang memprihatinkan," papar tulisan itu.

Faktor kedua yang juga menyebabkan kecelakaan adalah kegagalan komunikasi. Bloomberg berkaca pada kasus jatuhnya pesawat AirAsia pada Desember 2014. Kecelakaan itu terjadi karena pilot Indonesia dan co-pilot asal Prancis gagal menangani kendala di auto-pilot sehingga pesawat terjun ke laut.
 
Berbeda dengan Bloomberg, media Associated Press (AP) mencoba melihat kecelakaan pesawat di Indonesia menggunakan sudut pandang yang lebih luas. Mereka menyebut, hal ini disebabkan kombinasi faktor sosial, ekonomi, dan geografis.

"Industri ini memiliki sedikit regulasi atau pengawasan pada tahun-tahun awal booming penerbangan Indonesia, setelah ekonomi dibuka setelah jatuhnya Soeharto pada akhir 1990-an dan berakhirnya dekade kediktatoran," tulis media tersebut.

AP juga menyoroti menjamurnya fenomena maskapai berbiaya rendah di Indonesia. Pesawat memang menjadi moda transportasi penting di Indonesia, mengingat wilayah negara ini yang berupa kepulauan. Sayangnya, Indonesia masih memiliki kekurangan infrastruktur transportasi yang aman dan efisien.

Karena seringnya terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia, Amerika Serikat pernah melarang maskapai Indonesia terbang ke sana dari tahun 2007-2016. Mereka menyebut maskapai Indonesia memiliki kekurangan dalam satu bidang atau lebih, seperti keahlian teknis, personel terlatih, prosedur pencatatan atau pemeriksaan.

Tak cuma AS, Uni Eropa juga pernah menutup pintu untuk maskapai Indonesia dengan alasan serupa mulai 2007 sampai dengan 2018.

Namun belakangan maskapai Indonesia sudah kembali mendapatkan kepercayaan dari negara asing. Ini karena dunia aviasi Indonesia dianggap mengalami kemajuan dalam hal regulasi, fasilitas, perawatan pesawat, dan pilot yang lebih terlatih.

Sayangnya, dengan kecelakaan yang menimpa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ini, masalah keamanan dan penegakan regulasi penerbangan Indonesia kembali diperbincangkan. Komisi V mengatakan akan segera memanggil Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta pihak-pihak terkait untuk mengulas soal regulasi terutama perawatan pesawat saat pandemi COVID-19 ini. (pin/ddn)


5. Keluarga 3 Korban Sriwijaya Air Gugat Boeing di AS (Jumat, 29 Jan 2021 06:12 WIB)

https://travel.detik.com/travel-news/d-5352635/keluarga-3-korban-sriwijaya-air-gugat-boeing-di-as

Dadan Kuswaraharja

Jakarta - Keluarga 3 korban Sriwijaya Air SJ 182 akhirnya menggugat produsen pesawat yang jatuh tersebut, Boeing Corporation di AS. Gugatan dilakukan pada 25 Januari lalu.

"Gugatan sudah diajukan ke Pengadilan Circuit Cook County, Illinois, kantor pusat Boeing," demikian keterangan dari firma hukum Wisner.

Firma hukum Wisner ini sebelumnya mewakili korban kecelakaan Lion Air JT 610 dan Ethioia Air ET 302 untuk menggugat Boeing. Wisner menyatakan telah mewakili keluarga korban kecelakaan udara Indonesia selama tiga dekade terakhir.
 
Beberapa di antaranya Garuda 152 dekat Medan pada 26 September 1997, Silk Air 185 dekat Palembang pada 19 Desember 1997, Garuda Air 421 di Sungai Solo pada 16 Januari 2002, Garuda Air 200 7 Maret 2007 di Yogyakarta, Lion Air JT 538 di Solo pada 2004, hingga Air Asia 8501 pada 28 Desember 2014 di Laut Jawa.

Penyebab Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Dalam gugatan tersebut, pihak penggugat menyatakan sebagian pesawat Boeing 737-500 rusak dan sangat berbahaya karena autothrottle mengalami kegagalan fungsi. Itu, sambungnya, mengakibatkan perbedaan daya yang diberikan ke mesin dan menyebabkan hilangnya kendali.

Selain itu juga membuat mesin-katup pengecekan udara tahap kelima mengalami korosi dan bocor, menyebabkannya macet di posisi terbuka selama penerbangan.

"Ini telah mengakibatkan kompresor macet yang tidak terkendali," tulis Wisner.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Pesawat yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pontianak itu jatuh pada 9 Januari 2021.

Pesawat mengangkut 62 orang termasuk kru pesawat. Setelah 13 hari melakukan pencairan, tim SAR akhirnya menghentikan upaya evakuasi. Hingga 26 Januari lalu Tim DVI Polri sudah berhasil mengidentifikasi 55 jenazah korban.

55 Jenazah itu meliputi laki-laki 27 orang dan perempuan 28 orang. Jenazah korban 42 orang berhasil diidentifikasi melalui DNA dan 13 orang lainnya berhasil diidentifikasi melalui hasil sidik jari jenazah korban.

"Update hari ini, tim berhasil mengidentifikasi dua korban lagi. Dua korban lagi berhasil diidentifikasi pada hari ini," kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati Brigjen Asep Hendradiana saat konferensi pers identifikasi korban Sriwijaya Air SJ 182 di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (26/1/2021).(ddn/ddn)


6. Ini Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air Menurut Kuasa Hukum Keluarga Korban (Kamis, 28 Jan 2021 17:08 WIB)

https://travel.detik.com/travel-news/d-5352287/ini-penyebab-jatuhnya-sriwijaya-air-menurut-kuasa-hukum-keluarga-korban

Dadan Kuswaraharja

Jakarta - Pihak keluarga korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 menuntut produsen pesawat yang jatuh tersebut, Boeing Corporation. Kuasa hukum korban menyampaikan dugaan penyebab jatuhnya pesawat itu di Kepulauan Seribu.Mereka menyatakan sebagian pesawat Boeing 737-500 rusak dan sangat berbahaya karena auto throttle mengalami kegagalan fungsi. Hal itu mengakibatkan perbedaan daya yang diberikan ke mesin dan menyebabkan hilangnya kendali.

Selain itu juga membuat mesin-katup pengecekan udara tahap kelima mengalami korosi dan bocor, menyebabkannya macet di posisi terbuka selama penerbangan.

"Ini telah mengakibatkan kompresor macet yang tidak terkendali," demikian keterangan dari firma hukum asal Chicago, AS, Wisner seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.

Gugatan pada Boeing sudah disampaikan Wisner pada 25 Januari 2021.

"Gugatan sudah diajukan ke Pengadilan Circuit Cook County, Illinois, kantor pusat Boeing," tulis Wisner.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Pesawat yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pontianak itu jatuh pada 9 Januari 2021.

Pesawat mengangkut 62 orang termasuk kru pesawat. Setelah 13 hari melakukan pencairan, timSAR akhirnya menghentikan upaya evakuasi. Hingga 26 Januari lalu Tim DVI Polri sudah berhasil mengidentifikasi 55 jenazah korban.

55 Jenazah itu meliputi laki-laki 27 orang dan perempuan 28 orang. Jenazah korban 42 orang berhasil diidentifikasi melalui DNA dan 13 orang lainnya berhasil diidentifikasi melalui hasil sidik jari jenazah korban.

"Update hari ini, tim berhasil mengidentifikasi dua korban lagi. Dua korban lagi berhasil diidentifikasi pada hari ini," kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati Brigjen Asep Hendradiana saat konferensi pers identifikasi korban Sriwijaya Air SJ 182 di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (26/1/2021). (ddn/wsw)




ANALYSIS :

News Analysis
Gugatan untuk Boeing dilakukan untuk mendapatkan ganti rugi atas korban yang jatuh akibat kesalahan teknologi. Akan tetapi jika sedikit lebih cerdas, gugatan ini layak diperluas kepada seluruh produsen pesawat terbang komersial di seluruh dunia. Karena telah terbukti dalam sekian ribu kasus kecelakaan pesawat terbang, teknologi untuk melindungi penumpang pesawat komersial selalu minim untuk diperhatikan. 

Dalam catatan Aviation Safety di Indonesia saja telah terjadi 421 kecelakaan pesawat terbang. 


Catatan untuk produsen Boeing yang melakukan pengurangan bahkan penghentian produksi tipe 737, setelah dua Kali kecelakaan fatal menewaskan seluruh penumpangnya di Indonesia Dan Ethiopia dalam jarak kurang dari 10 bulan terakhir (Catatan April 2019).

Sekali lagi harus difahami dengan baik, bahwa kejadian kecelakaan pesawat terbang komersial ini merupakan kejadian yang terjadi ke sekian kali dalam dunia penerbangan komersial. Hal yang seharusnya dianggap aneh, di saat Teknologi pesawat semakin canggih, akan tetapi tetap gagal melindungi keselamatan penumpang yang bahkan telah rela membeli tiket dengan harga mahal.

Bahkan kejadian ini terjadi menimpa pesawat produksi dari Boeing, kampiun dalam pembuatan pesawat komersial.

Ejekan yang menyakitkan hati pernah disampaikan pada saat pesawat buatan Indonesia N250 tipe pembawa barang gagal dan jatuh. Sebuah  komedi sandiwara industri buatan yang mengubah Peta pengembangan industri dirgantara nasional. Komedi yang kejam ini menghapus mimpi N 2130 jet komersial yang pernah menjadi sasaran pengembangan industri Nasional 20 tahun yang lalu.Blue print N2130 dibangun berdasarkan studi panjang di pusat Boeing di Amerika Serikat.

Bukan bermaksud mengatakan bahwa sandiwara industri buatan akan dibalas oleh sandiwara industri lain yang lebih kejam, yang dilakukan oleh mekanisme cakra waktu, akan tetapi fokus yang lebih penting lagi adalah adanya kemandegan pada teknologi yang ada di dunia penerbangan global.

Teknologi dunia penerbangan global selama puluhan tahun berkembang pesat, akan tetapi melupakan satu hal yang penting, teknologi penyelamatan penumpang pesawat komersial. Teknologi yang satu ini telah dilupakan selama puluhan tahun perkembangan dunia penerbangan.

Untuk mudahnya bandingkan dengan teknologi penyelamatan penumpang pesawat tempur non komersial. Pesawat jutaan dollar boleh hancur dalam penerbangan, akan tetapi penumpang nya harus bisa selamat.

Apa yang dilakukan oleh otoritas penerbangan global pada saat terjadi kecelakaan pesawat komersial ? Pertama dan utama adalah menemukan black box pesawat. Upaya besar besaran pasca tragedi kecelakaan dilakukan hanya untuk hal sepele, menemukan black box. Sekedar upaya mengalihkan rasa bersalah, kata mereka yang pesimis.

FAA, Amerika hanya meminta dan mengeluarkan perintah larangan terbang. Bukan hal yang terlalu esensial. Menunggu waktu reda saja.

Pada saat peristiwa WTC New York, FAA sempat mengeluarkan  beberapa rekomendasi penting yang bagus. Akan tetapi setelah lama berlalu organisasi gaek itu mulai memperlihatkan betapa telah sepuhnya organisasi otoritas penerbangan ini. Reformasi pada organisasi gaek ini harus dilakukan. 

Korban terus berjatuhan, tapi semua hanya ribut dengan black box, atau berbagai alasan yang terkait dengan pesawat terbang. Bukankah memang sejak awal telah diketahui semua bahwa teknologi terbang pesawat terbang ini memang penuh dengan lubang kekurangan. Teknologi pesawat terbang adalah teknologi coba-coba yang sebenarnya telah kuno. Tak pernah ada yang berpikir lebih lanjut pada upaya perlindungan penumpang pesawat dan awak kabin. Selalu fokus diarahkan ke pesawat terbang bukan pada spefisik keselamatan penumpang. 

Mengapa hanya Boeing tipe 737 yang di grounded. Mengapa bukan semua jenis pesawat ? Apakah memang kelangsungan industri lebih penting dari nyawa penumpang pesawat ? Penumpang pesawat hanya salah satu unsur saja. Tidak terlalu dipikirkan, dibuat nyaman saja, yang penting industri tetap berjalan ? Tidak perlu diperpanjang lagi diskusinya.... Apakah memang karena prinsip kenyamanan tidak selalu identik dengan savety, atau bahkan mungkin dianggap berlawanan. Nyaman akan tetapi tidak safety. Atau safety akan tetapi tidak nyaman

Mencari model Dan teknologi pengamanan penumpang


Kursi pelontar, adalah teknologi konyol yang didisain untuk menyelamatkan penumpang pesawat tempur atau pilotnya. Konyol akan tetapi efektif. Pada saat belum ada solusi lain, maka ide kursi pelontar berhasil menyelamatkan puluhan bahkan ratusan nyawa dari pesawat tempur. Ide konyol kursi pelontar diajukan pertama kalinya pada tahun 1940 an, dan kemudian baru coba direalisasikan pada tahun 1946. Sampai dengan tahun 1975 an Teknologi kursi pelontar ini masih menggunakan prinsip yang sama. Usul model penyelamatan yang konyol akan tetapi ternyata efektif. Usulan teknologi yang kuno ini ternyata masih diteruskan digunakan dalam pesawat tempur yang diproduksi sampai saat ini. 

Mengapa teknologi serupa tidak dikembangkan di penerbangan komersial ? Sebuah pertanyaan yang seharusnya mengundang perdebatan teknis dan memunculkan sebuah solusi keselamatan terbaik. 

Sebuah jaket pelampung di bawah kursi penumpang selalu menjadi andalan seluruh maskapai. Para awak kabin selalu memperagakan penggunaan jaket pelampung pada saat darurat, sebelum pesawat mengudara. Ratusan ribu penerbangan komersial yang dilakukan, selalu diawali dengan peragaan konyol para awak kabin ini dalam memberikan alternatif keselamatan penumpang pesawat komersial. 

Mengapa konyol ? Karena asumsi penggunaan jaket pelampung ini adalah asumsi yang berasal dari disain pesawat lama yang kuno yang belum membayangkan adanya teknologi jet yang digunakan oleh mesin pesawat terbang komersial. 




Apakah para perancang teknologi keselamatan penerbangan lupa faktor kecepatan pesawat jet ? Jaket pelampung hanya pantas untuk kapal laut atau mungkin untuk alat transportasi balon udara. Apakah tidak lebih baik membicarakan parasut dibandingkan dengan jaket pelampung ?

Campuran antara teknologi kuno dan lobby bisnis perusahaan produsen pelampung pesawat yang tidak ingin kue bisnis pelampung di pesawat komersial nya hilang karena kemudian difahami betapa kuno teknologi keselamatan yang mereka tawarkan kepada penumpang pesawat jet komersial.

Media udara adalah unsur zat tumpuan dari teknologi penerbangan. Media air adalah zat tumpuan untuk jalan teknologi alat transportasi laut. Mungkin parasut lebih pantas dibicarakan dari pada jaket pelampung. Meskipun ide tersebut masih terbilang konyol, akan tetapi tetap konyol yang efektif.

Tapi teknologi sejati keselamatan penumpang pesawat pasti bukan itu. Perlu dilakukan kajian serius lebih lanjut untuk bisa menemukan teknologi yang tepat, lalu menguji nya dan menyerahkan ke seluruh otoritas penerbangan global agar menjadi sebuah standar baru teknologi untuk keselamatan penumpang pesawat terbang. Bukan teknik kuno yang berbasis jaket pelampung yang menggelikan. 

Menjadi pertanyaan yang harus dipikirkan dengan serius. Apa beda seorang pilot pesawat tempur dengan penumpang pesawat komersial ? Mengapa pilot pesawat temput diberikan perlengkapan keselamatan yang jauh lebih baik ? Dengan kursi pelontar darurat ? Penumpang pesawat jelas memberikan keuntungan bisnis yang lebih besar bagi para penyelenggara Airline, akan tetapi studi serius pengamanan penumpang pesawat tidak pernah dilakukan dengan serius. Telah berlalu beberapa dekade, akan tetapi tidak pernah ada revisi teknologi untuk penyelamatan penumpang pesawat sipil dalam kondisi darurat. (Vij, Staf Pengajar, Jurusan Avionika, Teknik Penerbangan, PT Di Bandung)

First Published : 09/03/2019.09.02.PM.

Masih Sangat Kuno : Teknologi pengamanan penumpang pesawat terbang

News Analysis
Boeing melakukan pengurangan bahkan penghentian produksi tipe 737, setelah dua Kali kecelakaan fatal menewaskan seluruh penumpangnya di Indonesia Dan Ethiopia dalam jarak kurang dari 10 bulan terakhir.

Kejadian ini merupakan kejadian yang terjadi ke sekian kali dalam dunia penerbangan komersial. Hal yang seharusnya dianggap aneh, di saat Teknologi pesawat semakin canggih, akan tetapi tetap gagal melindungi keselamatan penumpang yang bahkan telah rela membeli tiket dengan harga mahal.

Mencari model Dan teknologi pengamanan penumpang


First Published : 13/04/2019.11.07.AM

News Up Date (acc)

 News Up date

 

Pemerintah : 4.123 Pemudik Positif Covid-19

 

Penyekatan Iedhul Fitri Di Jalur-Jalur Alternatif

 

Penyekatan Jalur Lalu Lintas Menjelang Iedhul Fitri 1442

 

 Protes Kekerasan Jurnalis Di Jawa Timur : Petikan Media

 

Mantan SekdaKab Mojokerto Berpulang, Positif Covid 19

 

The Swordsman Yang Menjemukan : Lihat Kritik Dan Catatan Film

 

Kinerja Memburuk ? Gugus Tugas Covid Sebar Luaskan Data Hoax ?

 

 

 E-MARKET PLACE

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Up Date Covid 19 : Awal Ramadhan Masih Mengganas Belum Turun

 

Santi Dan Sketsa Detak Kehidupan Masyarakat Urban

 

Menjelajah Ke Titik Akhir Alam Semesta

 

Up Date Covid 19

 

Indonesia - Up Date Covid 19 : Posisi 19 dan 17 Global 

 

HAMIL CENTRE : Pusat Informasi Ibu Hamil, Parenting Anak, Dan Menyusui

 

Petikan Dan Resume Media : 

 

Pageblug TIKUS : 100 Orang Lebih Tewas 

Data Jumlah Korban Tewas Karena Jebakan Stroom Listrik Tikus 

Resuffle Desember : Saat Sang Presiden Semakin Wise

Selamat Jalan Pak Machmoed Ibnu Zain, Selamat Menempuh Kehidupan Di Alam Yang Baru  


Informatika News Up Date Network (INN)



1 Juta Botol Hydro Oxy 2.0 Siap Atasi Covid-19

Pest Control : Serangga, Tikus Lalat, Virus

Mobil 99 Dealer (New And Second)

Ayok Ikut Arisan 

Game Kompetisi Kedai Ilusi 

 


Menjelajah Ke Titik Akhir Alam Semesta

Produksi Protein Bradykinin Berlebihan, Penyebab Kematian Pada Covid-19 ? 


Masih Sangat Kuno : Teknologi Pengamanan Pesawat Terbang

Mengejar Jejak Sinyal Komunikasi Alien

Perang Data, Area Pertempuran Paling Baru 

Penelitian Oxford-ITB Dan Kelompok Perguruan Tinggi : 2,5 Juta Warga Indonesia Akan Tewas Menjadi Korban Covid-19

 

Covid 19 Up date : 

(1) Indonesia Episentrum Asia Tenggara   (2) Data Base Kasus Covid 19 Global  (3) Kepala Daerah Terpapar Covid 19 

Ratusan Pejabat Kunci di 100 Pemerintah Daerah Terserang Covid 19

Positif Covid-19 : Sekda Provinsi DKI Jaya Meninggal

Bisnis Otomotif Masa PANDEMI: Mobil  Bekas (Second) : SANGAT MENJANJIKAN, Mobil Baru "Nyungsep " 

 

Tajuk Rencana & Opini



Analisis Harga Emas Global 


POLKRIM
(POLitik, eKonomi, Regulasi, keMasyarakatan)



AGENDA PILKADA LANGSUNG 2020

 

Tehran, sebuah kota yang sangat cantik. Berada di kaki Pegunungan Alborz, kota ini menyediakan juga tempat ski yang tak kalah indah dari Swiss. Reportase dan tulisan khusus tentang Iran dari Informatika Newsline dari koresponden di Tehran 
 
 
 
 
 
 
 
  

50 Tahun Alumni SMA Negeri Bojonegoro

Albert Einstein 

Kabinet Indonesa Maju 


DONALD TRUMPH : NOTHING MORE COULD HAVE BEEN DONE 

 

Danau Turkana




Jadwal TV Cable Global  :  

(1) Kritik Dan Catatan Film  (2) Title Judul Film TV Cable Global                                                                                                                


RUBRIK CATATAN SANG PENJELAJAH












 

 
Dual Server
 
 
Indeks
 


 
 
 

Friday, January 15, 2021

(cc) PAGEBLUG TIKUS : PERANG MANUSIA VERSUS TIKUS -TIKUS ATAU MANUSIA YANG TERBUNUH (cc)

Korban tewas massal bukan hanya karena terbunuh oleh bencana serangan virus Covid-12. Data di Pulau Jawa menunjukkan lebih dari 100 orang telah tewas terbunuh gara gara Pageblug Tikus.  


Bandung, Informatika Newsline (16/01/2021)
Pageblug yang menimpa Indonesia bukan hanya pageblug makhluk tak kasat mata virus Covid 19. Pageblug Tikus, makhluk kecil kasat mata juga menyerang dengan dampak sangat mengerikan di Pulau Jawa. 

Pageblug tikus tahun tahun ini benar-benar menjengkelkan para petani. Selain menyerbu habis puluhan bahkan mungkin ratusan hektar tanaman pangan di sawah, puluhan bahkan ratusan ribu tikus menyerang rumah penduduk di sekitar persawahan, mengobrak abrik rumah dan membuat berbagai kerusakan.


Tidak berhenti di situ, tikus juga berhasil membunuh sejumlah orang yang berusaha membinasakan mereka. Sejumlah korban tewas, terkena jebakan strom listrik yang dibuat untuk membunuh tikus, Senjata makan tuan.

 

Puncak bencana ini terjadi akhir tahun 2020 yang lalu, saat satu keluarga, suami istri dan dua anaknya, 4 orang, di Kecamatan Kanor, Bojonegoro, tewas tersetrum listrik dengan sangat memilukan. Jebakan tikus dengan stoom listrik ini dipasang tanpa sepengetahuan korban di sawah yang ditanami tanaman cabe rawit. Korban sekeluarga tidak tahu bahwa di sawah yang dilewatinya dipasangi listrik yang mematikan. Dan jalanan di sekitar sawah yang terbuka itu tiba tiba mengalirkan arus dan tegangan listrik yang menewaskan mereka sekeluarga. Jebakan listrik itu dibuat untuk tikus, akan tetapi sekeluarga penduduk Kanor Bojonegoro yang jadi korban. 

 

Tanpa rasa bersalah tikus tikus melihat korban jebakan yang dibuat oleh mereka. Bukan keluarga tikus yang musnah, akan tetapi keluarga manusia yang tewas. Memilukan, memalukan, membuat marah, dan memicu dendam kesumat. Bukan hanya berhasil membunuh  orang sekeluarga, polisi menyeret kakak beradik sekeluarga lain yang dituduh memasang jebakan listrik yang mematikan itu. 


Bukan keluarga tikus yang musnah, akan tetapi dua keluarga manusia yang menjadi korban. Satu keluarga lengkap yang tewas, dan satu keluarga lagi kakak beradik yang harus merasakan penjara Polisi.


Yang mengejutkan ternyata sebanyak 102 Korban tewas yang lain juga mengalami nasib yang sama dengan korban sekeluarga, di Kanor yang menghebohkan itu.Dalam catatan Informatika Newsline sampai 15 Januari 2020 sebanyak 117 lebih korban stroom listrik karena ulah tikus ini berjatuhan.   


102 orang tewas karena strom listrik, 1 orang luka dirawat di Rumah Sakit, dan 6 orang ditahan oleh Pihak Kepolisian, sementara 8 orang yang dikabarkan tewas lainnya adalah hoax. Dan korban ini akan terus berjatuhan, tanda-tanda naiknya jumlah korban masih akan terjadi dalam hari hari yang akan datang. Kawat liar bermuatan listrik yang mematikan, masih terus menerus dipasang di sawah.


Lihat : Data jumlah korban Tewas, Terkena Jebakan Strom Listrik Untuk Tikus


Manusia yang tewas hanyalah dampak tidak sengaja, alat mematikan ini dipasang bukan untuk manusia, maafkanlah saja. Deretan penuh excuse yang selalu muncul di benak para petani yang tidak mengerti.



Tikus Berpesta Pora Mengejek Dan Melawan


Tewasnya 100 orang lebih karena stroom listrik tikus ini sangat memprihatinkan. Menunjukkan betapa sulit, tidak mudahnya, menangani makhluk kecil menyusui ini. Manusia yang katanya khalifah Allah itu seperti dingatkan atau bahkan dihina oleh makhluk Allah yang bukan khalifah ini. 


Bukan berhasil mengatasi masalah, bahkan yang terjadi korban tewas, yang terus susul menyusul. Bukan hanya korban tewas, akan tetapi, dalam catatan informatika, ada 7 orang lebih, yang kasusnya diteruskan ke ranah hukum, dan dipenjara oleh Polisi. Dari 100 yang tewas hanya ada 7 orang yang dijerat hukum oleh Polisi. Kemenangan tikus, pada spesies manusia, khalifatullah ini, lengkap sudah. 102 tewas, 7 orang lebih masuk penjara, ratusan hektar sawah rusak, ribuan rumah diobrak abrik.


Sebenarnya, berbagai upaya sudah coba dilakukan, untuk melawan makluk kecil yang menjijikkan, tapi terkadang lucu dan membuat geli ini. Racun tikus, menggunakan bubuk kopi murni untuk mengusir, buah mengkudu, menggunakan penghalang plastik, menggunakan hewan preadator alami (Ribuan burung hantu dilepas di beberapa wilayah kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur), gropyokan, sayembara berhadiah, sampai menggunakan jebakan stroom listrik akan tetapi jumlah populasi tikus semakin lama semakin bertambah banyak. 


Jutaan petani dan penduduk di pedesaan umumnya, pusing dan terganggu oleh makhluk yang besarnya tidak ada 10 % tubuh manusia, selama belasan bulan terakhir ini. Jumlah korban tewas tikus memang naik, ribuan tikus berhasil dibantai, akan tetapi korban manusia juga terus bertambah. Dan tidak lama lagi jumlah mereka yang masuk ke penjara karena tikus, juga tidak menutup kemungkinan akan naik. Beberapa pemerintah daerah sudah mengancam kepada para petani akan mengambil tindakan hukum tegas, jika penggunaan stroom listrik di sawah masih diteruskan. 


Pemerintah Kabupaten Gresik siap membuat Perda larangan resmi pemakaian stroom listrik, Bupati Sragen marah marah dan mengancam para petani yang masih nekat memakai stroom listrik PLN. Polres Ngawi melakukan razia besar besaran alat stroom listrik di sawah penduduk, sambil tidak lupa mengancam kepada para petani dengan pidana dan ancaman hotel prodeo.


Selain mampu membalas membunuh manusia, tikus pun berhasil mengadu domba manusia dengan manusia, membuat mereka bertengkar antar mereka sendiri. Yang lemah dipenjara yang kuat menekan dengan kekuasaan dan menolak disalahkan. Adu kuasa oun terjadi, pada mereka yang ngeyel, tidak mau menghentikan praktek penggunaan stroom listrik di sawah.


Rendahnya pendidikan Petani, dan Realitas lapangan


Bagaimana bisa melarang para petani ? Dalam kenyataan di lapangan, metode stroom listrik ini bagi beberapa petani ternyata cukup efektif membunuh tikus (dan juga manusia ?) Salah satu petani yang dihubungi oleh Informatika Newsline menyatakan bahwa alat stroom listrik ini sekali operasional mampu membunuh  300 an ekor tikus, metode lain tidak se efektif ini. Salah satu petani lain menyatakan bahwa metode stroom listrik ini terbukti membantu nya sukses panen tanpa diganggu tikus. Meski tidak semua petani ternyata sukses menggunakan alat stroom listriknya.


Terbukti dalam operasional nya, ada juga yang tidak berhasil membunuh satu ekor tikus pun. Pemasangan alat gagal membunuh tikus, malah membunuh manusia.


Beberapa kepala dinas Kabupaten yang terkait dengan penanganan bencana tikus ini menyatakan kedongkolan mereka kepada para petani yang tidak kapok kapok memakai alat stroom listrik yang mematikan ini.

 

" Bicara kepada para petani susah sekali... Kita sudah mensosialisasikan betapa bahaya nya stroom listrik... tapi para petani ini ngeyel...."


" Bicara kepada para petani harus diulang ulang sampai 20 kali,  rendahnya pendidikan dan literasi mereka membuatnya susah diberi tahu.." ungkap salah satu pejabat kepada Informatika News line.


Dengan melihat kekacauan dan lemahnya koordinasi di lapangan ini, maka bukan tidak mungkin peta pembunuhan dan pembantaian ini masih akan terus berlangsung. Pembunuhan yang bahkan tidak dilirik sebagai kasus pelanggaran HAM berat oleh lembaga HAM yang hanya bisa bekerja di sekitar kota Jakarta, meninggalkan ribuan kota lainnya. Bukan hanya satu dua orang korban yang jatuh, akan tetapi sudah ratusan korban tewas. Tidak ada indikasi pelanggaran HAM. Hak asasi manusia untuk bebas dari ancaman listrik jebakan pembunuh tikus ? Mungkin pernah belum terpikirkan.


Manajemen Tikus dan "Metode Anwar" Simbatan Kanor


Akan tetapi yang aneh, adalah apa yang disampaikan oleh Anwar (60 tahun), salah satu petani yang ditemui oleh Informatika News line, di Desa Simbatan, Kanor, Bojonegoro, akhir 2020 yang lalu. Anwar, di usia yang sudah tidak muda, masih terlihat tampan. Meski otot otot kerja petaninya, terlihat di tangan, dan kerutan wajahnya yang menghitam tampan.


" Saya sudah tidak punya gigi... Gigi saya sudah habis..." kata Anwar membuka pembicaraan dengan Informatika Newsline.


Wawancara dengan Anwar dilakukan beberapa ratus meter dari lokasi terbunuhnya satu keluarga Kanor yang menghebohkan itu. Anwar dengan sangat aneh, menceritakan pengalaman ajaibnya dalam manajemen pengelolaan pageblug tikus di sawahnya.


" Mereka para petani dan orang-orang ini semuanya lupa... kalau tikus itu adalah makhluk ciptaan Allah... " kata Anwar bersemangat


" Saya sudah membuktikan di sawah jagung saya... cukup dengan membaca basmallah dan Al Fatihah... meminta bantuan pertolongan Allah... cukup itu saja..  Sepanjang malam, saya mengelilingi sawah saya, sambil meminta pada Allah, agar melindungi sawah saya dari tikus.... "


" terbukti saya berhasil panen jagung dengan sukses... padahal lahan sawah lain yang ada dipinggir sawah saya hancur oleh tikus....Sawah sawah yang dilengkapi dengan stroom listrik, dengan membuat plastik di sekeliling sawah yang mahal, macam-macam lah...semuanya gagal panen... Sawah saya yang saya doakan malah sukses panen ...."


Masalah nya, para petani dan para pejabat, yang mencoba mengatur pageblug tikus, ini lupa bahwa tikus, hanyalah makhluk Tuhan. Mintalah kepada Tuhan, gak perlu cara macam-macam. Mintalah perlindungan pada Tuhan, pasti tikus tidak akan berani mengganggu. 


Anwar menceritakan betapa minimnya dana yang dia miliki untuk mengelola sawahnya. Tidak mungkin harus melengkapi sawahnya dengan berbagai hal itu. Menggelar plastik ? Harus membeli plastik. Butuh modal. Menggelar listrik ? Harus memberli kawat yang tidak murah. Semua solusi yang tampak menjanjikan, ternyata mahal dan butuh uang banyak. Pilihan satu satunya hanyalah meminta pertolongan pada Tuhan. Kata Anwar  .lebih lanjut.


" Terlalu pandai dan terlalu menuhankan akal .....mereka semua. Buktinya saya gak pakai cara aneh aneh ya sukses .....tidak berani sedikitpun tikus menyentuh tanaman saya.... saya panen dengan sukses..."


Anwar menunjuk sekelompok petani lain, di daerah Jombang, yang menggunakan metode yang sama,  dengan yang dia pakai dan sukses.


" Mereka ini malah memingta tolong Tuhan dengan bacaan berbagai amalan yang lebih dari yang saya lakukan... saya tidak mampu dengan amalan yang terlalu berat...melakukan seperti mereka... akan tetapi saat saya minta sederhana saja .... perlindungan Tuhan, meminta dilindungi dengan segala keterbatasan yang saya miliki.. saya berhasil.. doa saya dikabulkan..."


" Sudahlah ... mintalah pada Tuhan saja.. pasti tikus tidak akan berani mengganggu... sudah pada lupa Tuhan sih..."


Tips dan trik yang dipakai oleh Anwar dan sekelompok petani di Jombang ini mungkin patut diadopsi oleh para petani dan pemerintah yang ingin menekan gangguan pageblug tikus.   


" Kalian sudah terlalu cerdas ..mendewakan akal sih...mempertuhankan logika....jadi lupa Tuhan... lupa kalau tikus itu juga makhluk Tuhan..." kata Anwar, petani Desa Simbatan Kanor, sambil tersenyum kecil kepada Informatika Newsline, menutup wawancara . (VIJAY)


Lihat juga :

(1) News Up date

(2) Data Korban Stroom Tikus


 Link CC

Indeks


Wednesday, January 13, 2021

Imunisasi Bayi

 
Apakah Imunisasi yang penting bagi bayi ?  Salah satu yang penting dalam imunisasi adalah 5 imunisasi dasar lengkap. Semua bayi harus mendapatkan 5 imunisasi dasar lengkap ini, untuk menjaga tubuh dayi dari serangan virus yang fatal bagi kehidupannya yang kuat dan sehat di masa depan . Apa saja ke - 5 Imunisasi dasat lengkap tersebut ? Berikut adalah penjelasannya. Secara umum imunisasi merupakan cara terbaik untuk melindungi bayi dari penyakit karena bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit. Dengan melakukan imunisasi anak, Bayi dapat terlindungi dari berbagai potensi serangan penyakit. Imunisasi perlu dipahami bahkan dalam masa kehamilan, sebab terdapat imunisasi yang perlu diberikan pada hari lahir bayi. Terdapat imunisasi yang perlu langsung dilakukan setelah bayi lahir. Imunisasi bayi/anak sebaiknya dilakukan sebelum berhubungan dengan lingkungan luar / sosial. Karena koneksi atau hubungan sosial bayi dengan lingkungan secara umum meningkatkan kerentanan bayi terhadap penyakit.

Berikut ini adalah 5 imunisasi lengkap untuk bayi di bawah 1 tahun. Jadwal Imunisasi Anak (1) Ketika lahir : Hepatitis B-1. Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi anak untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati. Bila virus ini menjangkit sampai dewasa dapat menjadi kanker hati. Vaksin Hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dengan demikian Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Hepatitis B adalah infeksi menular yang menyerang hati (liver) dan bisa berujung pada kanker hati atau sirosis. Vaksin hepatitis B harus didapat segera setelah bayi baru lahir, paling lambat 12 jam setelah kelahiran. Namun, bayi harus mendapatkan suntikan vitamin K1 dulu 30 menit sebelum divaksin.

Selain untuk melindungi bayi dari penularan hepatitis B dari orang lain di masa depannya, vaksin ini sekaligus berfungsi mencegah risiko penularan dari ibu ke anak saat persalinan. Sebab kenyataannya cukup banyak ibu yang tidak menyadari dirinya kena hepatitis B karena tidak pernah merasakan gejala apa pun.Setelah jadwal vaksin yang pertama, imunisasi hepatitis B juga harus diulang dua kali lagi. Satu saat bayi telah berumur 1 bulan dan terakhir saat usianya 6 bulan. Pengulangan imunisasi ini bertujuan untuk “memperbarui” jangka waktu perlindungannya dan memperkuat sistem imun anak.
(2) Polio-0, Definisi Imunisasi Polio adalah imunisasi anak untuk mencegah serangan virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Vaksin Polio diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS di berikan vaksin OPV saat bayi dipulangkan untuk menghidari transmisi virus vaksin kepada bayi Lain. Selanjutnya untuk polio-1, polio-2,polio-3 dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.
Polio Tetes
Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.
Polio adalah infeksi virus menular yang menyerang sistem saraf pusat di otak. Polio menyebabkan badan pengidapnya lumpuh sehingga juga umum dikenal sebagai penyakit lumpuh layu. Pada kasus yang lebih parah, polio sampai mengganggu pernapasan dan proses menelan sehingga dapat berakibat fatal bila tidak diobati.
Itu kenapa bayi perlu mendapatkan vaksin polio secepatnya sebelum berusia genap 1 tahun. Vaksin polio terdiri dari 4 rangkaian yang harus dilengkapi semuanya. Vaksin yang pertama diberikan segera setelah baru lahir, yang kedua pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan terakhir saat menginjak 6 bulan.
Namun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan imunisasi polio dilanjutkan saat bayi berusia sekitar 18-24 bulan.
(3) BCG. Sedangkan pengertian Imunisasi BCG adalah imunisasi anak untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan. (4) Usia 2 bulan Hepatitis B-2, Polio-1, DTP-1
Hib-1
PCV-1
Rotavirus-1
Usia 3 bulan Hepatitis B-3
Polio-2
DTP-2
Hib-2
Usia 4 bulan Hepatitis B-4
Polio-3
DTP-3
Hib-3
PCV-2
Rotavirus-2
Usia 6 bulan PCV-3
Rotavirus-3
Influenza
Usia 9 bulan Campak-1
Usia 12 bulan Varisela
PCV-4
Japanese encephalitis-1
Usia 15 bulan Hib-4
MMR-1
Usia 18 bulan Polio-4
DTP-4
Campak-2
Influenza
Usia 24 bulan Tifoid
Hepatitis A
Japanese encephalitis-2



Berikut ini adalah jadwal yang lebih lengkap dari proses imunisasi yang dilakukan tahap demi tahap untuk bayi 

Daftar Lengkap Imunisasi dari 0 Tahun Usia 18 tahun 
Berikut ini adalah imunisasi lengkap dari usia 0 tahun sampai usia 18 tahun. Orang tua harus mempelajari dengan detil informasi imunisasi apa saja yang harus dilakukan untuk melindungi bayi dan anak-anaknya dari berbagai serangan virus yang membahayakan.

Berikut adalah keterangan bagaimana cara membaca daftar imunisasi di atas

(3) Vaksin BCG Optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan Sesudah umur 3 bulan,perlu dilakukan uji tuberkulin.Bila uji tuberkulin pra BCG Tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus di observasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi local cepat di tempat suntikan ( accelerated local reaction) Perlu di evaluasi lebih lanjut (diagnostikTB).
(4) Vaksin DPT Diberikan pada umur ≥ 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau Kombinasi dengan Hepatitis B atau HIB. Ulangan DPT umur 18 bulan dan 5 Tahun. Program BIAS: Disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin tadi.
(5) Vaksin Campak Diberikan pada umur 9 bulan,vaksin penguat diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan.
Vaksin Dapat diberikan pada umur 2,4,6,12-15 bulan. Pada umur 7-12 bulan,diberikan 2 kali.
Pneumokokus Dengan interval 2 bulan: pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya Perlu dosis ulangan 1 kali pada umur 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah Dosis terakhir.Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
(6) Vaksin Rotavirus Monovalen (Rotarix) diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen (Rotateq) Diberikan 3 kali Rotari dosis diberikan umur 6-14 minggu dosis ke-2 diberikan Dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya Vaksinasi Rotarix selesai diberikan Sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu. Vaksin Rotateq: dosis ke-1 diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui Umur 24 minggu. Vaksin Rotateq : dosis ke-1 diberikan umur 6-12 minggu, Interval dosis ke-2, dank e-3 4-10 minggu,dosis ke-3 diberikan pada umur < 32 minggu (internval minimal 4 minggu).
(7) Vaksin Varisela Dapat diberikan setelah umur 12 bulan,terbaik pada umur sebelum masuk Sekolah dasar. Bila diberikan pada umur .12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval Minimal 4 minggu.
Vaksin MMR Dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat vaksin campak Umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.
(8) Vaksin Influenza Diberikan pada umur ≥ 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak 6 bulan- ,9 tahun diberi 2x dengan interval minimal 4 minggu.
(9) Vaksin HPV Dapat diberikan mulai 10 tahun.Jadwal vaksin HPV bivalen (Cervarix) 0,1,6 bulan : vaksin HPV tetravalent (Gardasil) 0,2,6 bulan




Dampak Imunisasi Anak
Biasanya, terdapat dampak dari imunisasi yang dilakukan. Efek samping yang paling umum terjadi adalah rasa pegal sementara pada bagian yang disuntik. Selain itu dapat juga terjadi dampak ringan lain seperti ruam pada daerah suntikan, demam rendah, menggigil, atau pusing. Dampak imunisasi anak yang serius biasanya sangat jarang terjadi. Misalnya dari 1 juta anak yang melakukan imunisasi, hanya 1 atau 2 anak yang mengalami dampak serius setelah imunisasi. Hal ini biasanya terjadi karena alergi.

Pengertian dan Jenis Imunisasi Anak


Imunisasi DPT adalah imunisasi anak untuk mencegah 3 penyakit: Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi saluran nafas berat (pneumonia). Sedangkan Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas. Pengertian imunisasi anak lainnya adalah:

Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan radang otak (meningitis).
Imunisasi influenza adalah imunisasi anak yang dapat mencegah influenza berat.
Vaksin demam tifoid adalah imunisasi anak yang mencegah penyakit demam tifoid berat.
Imunisasi MMR. Vaksin ini mencegah penyakit: Mumps (gondongan, radang buah zakar), Morbili (campak) dan Rubela (campak Jerman).
Imunisasi cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air.
Imunisasi Hepatitis A adalah untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A.
Imunisasi HPV adalah imunisasi mencegah kanker leher rahim.


Fungsi utama dari imunisasi adalah membuat anak kebal dari berbagai masalah penyakit ganas yang bisa menimpanya sewaktu-waktu. Imunisasi ini sendiri adalah cara agar memaksa tubuh membangun benteng pada sebuah gejala penyakit dengan cara membuat infeksi pada tubuh. Disinilah pentingnya imunisasi harus dilakukan dengan jadwal yang tepat dan tidak boleh terlambat sama sekali.

Jadwal imunisasi telah diperhitungkan dengan tepat agar sesuai dengan kebutuhan tubuh sang anak saat membangun sistem kekebalan tubuh tersebut. Adanya vaksinasi yang teratur tentu saja disesuaikan dengan tingkat kekebalan tubuh yang diharapkan pada penyakit dengan tingkat infeksi yang berbeda-beda pula. Memang, banyak sistem kekebalan dari ibu yang menurun ke bayi, namun, kekebalan ini juga harus diperkuat lagi agar sang anak mendapatkan perlindungan yang lebih baik.

Bila kita tidak sengaja melewatkan jadwal imunisasi yang telah ditentukan oleh dokter, maka kita tentu harus meminta pendapat dari sang dokter untuk mendapatkan jadwal yang tepat atau penggunaan vaksinasi yang lebih tepat. Jangan sembarangan mengimunisasi anak tidak sesuai dengan jadwal, karena tentu saja pembangunan sistem kekebalan tubuh pada anak akan terganggu dan membuat sistem tersebut tidak akan bekerja dengan maksimal di kemudian hari.

Konsep Imuniasi Lengkap
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.

Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar lengkap seperti berikut ini:

Bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0)
Bayi usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1)
Bayi usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2)
Bayi usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3)
Bayi usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).
Untuk imunisasi lanjutan, bayi di bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR),
Anak kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR)
Anak kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).

Jenis Imunisasi

2. BCG
Imunisasi BCG wajib diberikan pada anak guna mencegah penyakit tuberkulosis atau TBC.


4. Campak
Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi Measles Rubella (MR) diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella. Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung bawaan.

5. DPT
DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.

_


Daftar Lengkap Imunisasi Wajib dan Pilihan untuk Bayi dan Anak-Anak

Imunisasi itu penting untuk anak
vaksin itu aman
Imunisasi penting buat kesehatan anak. Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan pembentukan antibodi untuk memperkuat kerja sistem imun tubuh anak saat melawan patogen (kuman, bakteri, jamur, virus, dan lainnya) penyebab penyakit berbahaya.

Imunisasi dilakukan dengan menyuntikkan versi jinak dari virus atau bakteri penyakit yang sudah dilemahkan. Tubuh anak kemudian mendeteksi kedatangannya sebagai “ancaman” dan memicu sistem imun untuk memproduksi antibodi yang nantinya bertugas untuk melawan penyakit. Jadi, jika suatu saat anak terserang penyakit tersebut, tubuhnya sudah memiliki “pasukan” antibodi yang mampu mengenali dan melawan serangan virus atau bakteri.

Namun sayang, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ada berbagai alasan yang membuat anak tidak menerima imunisasi. Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Farid Moeloek, Sp.M(K), selaku Menteri Kesehatan RI, menuturkan cukup banyak orangtua yang takut akan mitos imunisasi menyebabkan autisme dan membuat anak jadi gampang sakit sehingga tidak mengizinkan anaknya divaksin. Tidak sedikit juga orangtua yang meragukan kehalalan kandungan vaksin sehingga enggan mendapatkannya untuk anak.

Padahal, imunisasi terbukti mampu mencegah berbagai penyakit menular yang berbahaya. Mulai dari campak, gondongan, batuk rejan (pertusis), polio, cacar air, tetanus, dan lainnya. Oleh karena itu, ayo bawa buah hati Anda ke Posyandu, Puskesmas, ataupun rumah sakit terdekat untuk melengkapi imunisasinya.

Apa akibatnya jika anak tidak diimunisasi?
efek samping imunisasi
Imunisasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sejak bayi baru lahir untuk menjaga kesehatannya. Kemudian demi memperpanjang “masa berlaku” perlindungannya, beberapa jenis vaksin utama harus diulangi sesuai dengan jadwal dan jarak yang telah ditentukan.

Namun, sebenarnya bukan itu saja yang menjadi alasan kenapa Anda harus membawa anak diimunisasi. Ada tiga alasan penting mengapa imunisasi wajib untuk semua bayi.

Pertama karena imunisasi sudah terbilang aman, cepat, dan sangat efektif untuk mencegah penularan penyakit. Kedua, sekali diimunisasi maka setidaknya tubuh anak telah terlindungi dengan baik dari ancaman penyakit tersebut. Ketiga, anak justru berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit dan mengalami gejala yang lebih parah jika tidak diimunisasi. Penyakit tersebut juga berisiko berakibat fatal di kemudian hari.

Sebab ketika anak sudah divaksin, otomatis tubuhnya akan dilengkapi dengan sistem imun yang bekerja spesifik untuk menyerang virus penyebab penyakit tertentu. Sebaliknya jika anak tidak diimunisasi, tubuh mereka tidak memiliki sistem pertahanan khusus yang bisa mendeteksi jenis-jenis penyakit berbahaya tersebut. Terlebih sistem imun anak kecil juga belum sekuat dan bekerja semaksimal orang dewasa. Hal ini akan membuat kuman penyakit semakin mudah berkembang biak di dalam tubuh anak.

Singkatnya, tanpa vaksinasi si kecil akan lebih berisiko tertular, mengalami sakit yang lebih parah, serta risiko mengalami komplikasi yang juga lebih tinggi. Anda tentu tidak ingin hal tersebut menimpa buah hati kesayangan Anda, ‘kan?

Risiko anak tidak diimunisasi bahkan tidak hanya mengorbankan kesehatan anak, tapi orang lain di sekitarnya. Jika anak tidak diimunisasi, virus dan kuman yang masuk ke dalam tubuhnya bisa dengan mudah menyebar ke kakak, adik, teman, maupun orang lain di sekitarnya.

Pada akhirnya, wabah penyakit pun akan menyebar ke lingkungan sehingga menimbulkan kasus jangkitan penyakit dan kematian yang lebih banyak.

Jenis imunisasi wajib untuk bayi
imunisasi wajib untuk bayi
Berdasarkan Permenkes No. 12 Tahun 2017, ada beberapa imunisasi wajib yang harus diberikan kepada bayi sebelum berusia 1 tahun. Imunisasi ini bisanya diberikan gratis oleh pelayanan kesehatan di bawah naungan pemerintah, seperti Posyandu, Puskesmas, maupun rumah sakit daerah.



3. Vaksin BCG
Vaksin BCG adalah imunisasi untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC). TBC adalah penyakit menular berbahaya yang menyerang saluran pernapasan, dan mungkin menyebar ke bagian tubuh lainnya jika tidak segera diobati.

Berbeda dengan beberapa jenis imunisasi di atas, vaksin BCG cukup diberikan 1 kali sebelum bayi berusia 3 bulan. Efektivitasnya akan paling optimal jika diberikan saat bayi berusia 2 bulan.

Vaksin BCG bekerja menyerang bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi paru-paru dan selaput otak.

4. Vaksin campak
Campak (rubeola) adalah infeksi menular yang cukup umum terjadi pada usia anak-anak. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan dan kemudian menginfeksi seluruh tubuh.

Nah, imunisasi dapat membantu menurunkan risiko buah hati Anda tertular penyakit ini. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan bisa menyerang otak.

Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat anak berusia 9 bulan dan 24 bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia 24 bulan tidak perlu lagi diberikan jika anak sudah mendapatkan vaksin MMR pada usia 15 bulan.

Sebelum program imunisasi dilaksanakan secara global, campak adalah salah satu penyakit endemik penyebab kematian anak terbanyak setiap tahun di dunia.

5. Vaksin pentavalen (DPT-HB-HiB)
Vaksin pentavalen merupakan vaksin kombinasi dari vaksin DPT, vaksin HB, dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini diberikan untuk mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak).

Jadwal pemberian vaksin ini sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan. Jika tidak dicegah sejak dini, beragam penyakit ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius pada anak di masa depannya.

Difteri, misalnya, dapat menyebabkan penyumbatan jalur napas dan melumpuhkan kerja jantung. Sementara batuk rejan bisa berujung pada infeksi pneumonia, dan tetanus bisa melumpuhkan saraf dan otot-otot tubuh. Begitu pula dengan haemophilus influenza tipe B yang bisa menyebabkan pneumonia dan meningitis di kemudian hari.

Jenis imunisasi tambahan untuk bayi dan anak
imunisasi BCG
Masih mengacu pada ketentuan Permenkes No. 12 Tahun 2017, bayi sangat ditekankan untuk mendapat beberapa imunisasi tambahan di luar lima vaksin wajib di atas. Jenis vaksin pilihan juga bisa diberikan pada anak-anak hingga orang dewasa seusai dengan kebutuhan dan kondisi.

1. Vaksin MMR
Vaksin MMR bertujuan untuk mencegah penyakit campak (Measles), gondongan (Mumps), dan Rubela (campak Jerman). Vaksin ini umumnya diberikan saat anak berusia 12-18 bulan.

Namun jika anak sudah pernah vaksin campak dan punya riwayat kena salah satu penyakit di atas sebelumnya, ia tetap perlu mendapatkan vaksin MMR.

Vaksin ini juga direkomendasikan bagi anak yang memiliki penyakit kronis seperti kistik fibrosis, kelainan jantung bawaan, kelainan ginjal bawaan, serta sindrom Down.

2. Vaksin tifoid
Vaksin tifoid bertujuan mencegah infeksi bakteri Salmonella typhii yang merupakan penyebab penyakit tifus. Vaksin ini bisa diberikan saat anak berusia 24 bulan.

Perlu dicatat bahwa kemampuan vaksin tifoid untuk melindungi anak dari tipes kurang lebih hanya sekitar 50-80% saja. Itu kenapa vaksin ini sebaiknya diulang setiap 3 tahun sekali. Namun, orangtua juga tetap perlu untuk memilah-milih makanan yang sehat serta memastika kebersihan diri anak dan kualitas sanitasi di tempat tinggal.

3. Vasin rotavirus
Vaksin rotavirus berfungsi mencegah infeksi rotavirus yang bisa mengakibatkan diare kronis. Ada 2 jenis vaksin rotavirus, yakni vaksin monovalent dan pentavalent. Kedua jenis vaksin tersebut bisa diberikan secara oral, dengan jadwal pemberian yang berbeda.

Vaksin monovalent diberikan 2 kali saat anak berusia 6-12 minggu, dengan jarak waktu pemberian selama 8 minggu. Sementara vaksin pentavalent diberikan 3 kali, mulai saat anak berusia 2 bulan dengan jarak waktu pemberian per 4-10 minggu. Vaksin pentavalent terakhir maksimal diberikan saat anak berusia 8 bulan.

Rangkaian vaksin rotavirus sebaiknya sudah selesai dilengkapi semua saat anak menginjak usia 24 bulan.

4. Vaksin pneumokokus (PCV)
Vaksin PCV adalah imunisasi untuk melindungi anak dari infeksi bakteri pneumokokus. Infeksi bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga.

Vaksin ini bisa diberikan pada anak mulai usia 7-12 bulan sebanyak 2 kali dengan jarak 2 bulan. Jika diberikan pada anak yang sudah berusia di atas 2 tahun, PCV cukup diberikan sebanyak 1 kali.

5. Varicella
Vaksin varicella (Varivax) adalah imunisasi rutin untuk mencegah cacar air.

Vaksin ini biasanya diberikan sebanyak 2 kali, yang pertama pada rentang usia 12-15 bulan sebelum masuk sekolah dasar. Imunisasi yang kedua kalinya kemudian diberikan saat anak berusia 4-6 tahun. Vaksin cacar juga bisa diberikan pada orang dewasa yang belum pernah kena cacar air sebelumnya.

Perlu dipahami bahwa vaksin ini tidak menjamin sepenuhnya Anda akan kebal dari cacar air sama sekali. Namun, setidaknya imunisasi bisa menurunkan keparahan gejala penyakitnya. Sebab jika anak tidak mendapatkan vaksin sama sekali, risiko komplikasi cacar air justru akan semakin tinggi.

6. Vaksin influenza
Vaksin influenza idealnya diberikan saat anak minimal sudah berumur 6 bulan. Berbeda dengan jenis vaksin lainnya yang hanya diberikan sesuai jadwal, vaksin influenza tidak demikian. Vaksin influenza boleh didapatkan kapan saja. Pemberian vaksin ini juga sebaiknya diulang kembali setiap tahun untuk meencegah anak terkena flu.

7. Hepatitis A
Hepatitis A adalah infeksi virus yang menyebar melalui makanan maupun feses penderitanya. Penyakit hepatitis A bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Itu sebabnya pemberian vaksin hepatitis A harus dilakukan sedini mungkin, tepatnya saat usia anak sudah menginjak 2 tahun.

Pemberian vaksin ini biasanya dilakukan 2 kali dengan jarak 6-12 bulan sekali. Namun, bisa juga didapatkan 2-3 kali per 6-12 bulan bagi anak yang sudah berusia lebih dari 2 tahun.

Bagi anak yang lebih tua dan orang dewasa, vaksin ini bisa diulang setiap 10 tahun sekali. Efektivitas vaksin akan mulai bekerja sekitar 15 hari setelah didapatkan dan akan bertahan selama kurang lebih 20-50 tahun.

8. HPV (human papiloma virus)
Vaksin HPV (human papiloma virus) bisa mulai diberikan ketika anak sudah berusia 10 tahun. Vaksin ini dapat diberikan sebanyak 3 kali dalam rentang usia 10-18 tahun.

Pemberian vaksin ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari virus HPV yang dapat mengakibatkan kanker serviks, penyakit seks menular seperti kutil kelamin, hingga kanker anus dan penis.

Apakah imunisasi pasti membuat anak kebal?
mata bayi belekan
Pertanyaan ini mungkin kerap hadir di benak orangtua yang berencana mendapatkan vaksin untuk buah hatinya. Imunisasi memang ampuh untuk mencegah penularan penyakit.

Anak yang sudah diimunisasi akan sangat jarang sakit karena sistem imunnya sudah diperkuat oleh bantuan vaksin. Meski begitu, perlu dipahami bahwa bahkan setelah anak melengkapi imunisasi wajib, lanjutan, maupun tambahan tetap masih ada kemungkinan kecil untuk terserang penyakit tersebut.

Mendapatkan imunisasi bukan jaminan anak akan sama sekali terhindar dari penyakit karena vaksin tidak otomatis memberikan 100% perlindungan. Artinya, si kecil masih bisa terkena penyakit tapi kondisi dan gejalanya rata-rata jauh lebih ringan dan mudah diatasi ketimbang jika tidak diimunisasi sama sekali.

Lagi-lagi, penting untuk dipahami bahwa bukan berarti imunisasi tersebut gagal atau tidak bekerja optimal. Itu karena keefektian perlindungan yang diberikan dari vaksinasi memang hanya sekitar 80-95 persen.

Mengutip dari laman IDAI, penelitian epidemiologi di Indonesia dan negara-negara lain telah membuktikan manfaat perlindungan dari imunisasi. Ketika ada wabah campak, difteri atau polio seperti baru-baru ini, anak yang sudah mendapat imunisasi lengkap tercatat sangat jarang tertular. Apabila memang sakit karena tertular, biasanya kondisi anak tidak akan terlalu parah sampai membahayakan nyawa.

Sebaliknya, anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi sama sekali biasanya cenderung mengalami sakit yang lebih berat, komplikasi berupa kecacatan, atau bahkan kematian.



Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya
Dipublikasikan Pada : Sabtu, 28 April 2018 00:00:00, Dibaca : 404.983 Kali
Pandeglang, 28 April 2018

Saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.

Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).

Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).

Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis.

Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.

Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella.
Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung bawaan.

Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.

Terkait capaian imunisasi, cakupan imunisasi dasar lengkap pada 2017 mencapai 92,04%, melebihi target yang telah ditetapkan yakni 92% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta mencapai 63,7%, juga melebihi target 45%.

Sementara tahun ini terhitung Januari hingga Maret imunisasi dasar lengkap mencapai 13,9%, dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta mencapai 10,8%. Target cakupan imunisasi dasar lengkap 2018 sebesar 92,5% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 70%.

Agar terbentuk kekebalan masyarakat yang tinggi, dibutuhkan cakupan imunisasi dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah, bahkan sampai tingkat desa. Bila tingkat kekebalan masyarakat tinggi, maka yang akan terlindungi bukan hanya anak-anak yang mendapatkan imunisasi tetapi juga seluruh masyarakat.

Dalam rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata di setiap wilayah, Menteri Kesehatan mengimbau agar seluruh Kepala Daerah (1) mengatasi dengan cermat hambatan utama di masing-masing daerah dalam pelaksanaan program imunisasi; (2) menggerakkan sumber daya semua sektor terkait termasuk swasta; dan (3) meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi rutin lengkap sehingga mau dan mampu mendatangi tempat pelayanan imunisasi.

Kepada seluruh masyarakat, Menkes menghimbau agar masyarakat secara sadar mau membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi dan tidak mudah terpengaruh isu-isu negatif yang tidak tepat mengenai imunisasi.

Selain itu, masyarakat pun diimbau agar tidak mudah terpengaruh isu-isu negatif yang tidak tepat mengenai imunisasi.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.


Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya
Dipublikasikan Pada : Sabtu, 28 April 2018 00:00:00, Dibaca : 404.983 Kali
Pandeglang, 28 April 2018

Saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.

Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).

Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).

Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis.

Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.

Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella.
Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung bawaan.

Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.

Terkait capaian imunisasi, cakupan imunisasi dasar lengkap pada 2017 mencapai 92,04%, melebihi target yang telah ditetapkan yakni 92% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta mencapai 63,7%, juga melebihi target 45%.

Sementara tahun ini terhitung Januari hingga Maret imunisasi dasar lengkap mencapai 13,9%, dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta mencapai 10,8%. Target cakupan imunisasi dasar lengkap 2018 sebesar 92,5% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 70%.

Agar terbentuk kekebalan masyarakat yang tinggi, dibutuhkan cakupan imunisasi dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah, bahkan sampai tingkat desa. Bila tingkat kekebalan masyarakat tinggi, maka yang akan terlindungi bukan hanya anak-anak yang mendapatkan imunisasi tetapi juga seluruh masyarakat.

Dalam rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata di setiap wilayah, Menteri Kesehatan mengimbau agar seluruh Kepala Daerah (1) mengatasi dengan cermat hambatan utama di masing-masing daerah dalam pelaksanaan program imunisasi; (2) menggerakkan sumber daya semua sektor terkait termasuk swasta; dan (3) meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi rutin lengkap sehingga mau dan mampu mendatangi tempat pelayanan imunisasi.

Kepada seluruh masyarakat, Menkes menghimbau agar masyarakat secara sadar mau membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi dan tidak mudah terpengaruh isu-isu negatif yang tidak tepat mengenai imunisasi.

Selain itu, masyarakat pun diimbau agar tidak mudah terpengaruh isu-isu negatif yang tidak tepat mengenai imunisasi.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.

Vaksinasi: Sejarah imunisasi dan alasan mengapa masih ada orang yang ragu-ragu walau telah menyelamatkan hidup jutaan manusia
Roland Hughes
BBC News
20 Juni 2019
Bagikan artikel ini dengan Facebook Bagikan artikel ini dengan Messenger Bagikan artikel ini dengan Twitter Bagikan artikel ini dengan Email Kirim
Index image
Vaksin telah menyelamatkan puluhan juta orang dalam satu abad ini, tetapi di beberapa negara, ahli kesehatan mengidentifikasi kecenderungan yang meragukan vaksinasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sangat mengkhawatirkannya sehingga memasukkan kecenderungan ini ke dalam 10 ancaman terhadap kesehatan dunia di tahun 2019.

Cara kerja vaksin.
Bagaimana vaksinasi ditemukan?

Sebelum vaksin ditemukan, dunia adalah sebuah tempat yang jauh lebih berbahaya, di mana jutaan orang meninggal setiap tahunnya dari berbagai penyakit yang sekarang dapat dicegah.

China adalah yang pertama kali menemukan bentuk pertama vaksinasi pada abad ke-10: "variolation" yang di antaranya memaparkan orang sehat ke jaringan koreng karena penyakit agar kebal.

Delapan abad kemudian, dokter Inggris, Edward Jenner, menemukan bagaimana perempuan pemerah susu terkena cacar sapi ringan, tetapi jarang mengalami cacar (smallpox) yang mematikan.

Delapan mitos vaksinasi yang memicu munculnya kembali penyakit yang dapat dicegah
Vaksinasi tanpa izin orang tua, bisakah dibenarkan? Kisah remaja AS yang 'melawan' ibunya
Pemprov Aceh akhirnya bolehkan vaksinasi MR, meski mengandung enzim babi
Cacar adalah penyakit infeksi yang sangat menular dan menewaskan sekitar 30% penderitanya.

Korban selamat sering kali menjadi buta atau memiliki bekas luka.

Pada tahun 1796, Jenner melakukan percobaan pada James Phipps, delapan tahun.

Dokter menyuntikkan nanah dari cacar sapi ke anak laki-laki yang tidak lama kemudain memperlihatkan gejala penyakit itu.

Setelah Phipps sehat, Jenner menyuntikkan cacar kepadanya dan James tetap sehat. Cacar sapi membuatnya kebal.

Di tahun 1798, hasil percobaan ini diterbitkan dan kata vaksin, yang berasal dari bahasa Latin "vacca" yang berarti sapi, tercipta.

Ombudsman Aceh desak gubernur memulai kembali vaksinasi campak dan rubella (MR)
Aceh 'terancam tsunami Rubella': Plt Gubernur perintahkan penundaan vaksinasi kendati MPU membolehkan
PBB: Kasus campak di seluruh dunia meningkat tiga kali lipat tahun 2019
Apa saja keberhasilannya?

Vaksin sangat membantu pengurangan kerusakan akibat banyak penyakit dalam satu abad ini.

Sekitar 2,6 juta orang hampir meninggal karena campak setiap tahun sebelum vaksin penyakit ini diperkenalkan pada tahun 1960-an.

Vaksinasi menyebabkan penurunan sebesar 80% kematian karena campak antara tahun 2000 dan 2007, menurut WHO.

Vaksinasi kurangi kasus.
Beberapa dekade lalu, kelumpuhan atau meninggal dunia adalah yang paling dikhawatirkan sementara jutaan orang menjadi korban polio.

Sekarang polio nyaris tidak ada lagi.

Polio hampir hilang.
Mengapa ada orang yang tolak vaksinasi?

Kecurigaan terhadap vaksin sudah ada hampir selama adanya vaksin modern itu sendiri.

Di masa lalu, orang mempertanyakannya karena alasan keagamaan, karena mereka berpikir vaksinasi tidak bersih, atau karena mereka merasa hal ini melanggar kebebasan memilih.

Pada tahun 1800-an kelompok antivaksinasi pertama muncul di Inggris.

Mereka mendesak langkah alternatif untuk mengatasi penyakit, seperti mengisolasi pasien misalnya.

Tahun 1870-an, kelompok sejenis muncul di AS setelah pegiat anti-vaksinasi Inggris, William Tebb mengunjungi negara itu.

Wajib imunisasi di Italia: 'Tidak divaksinasi, tidak boleh sekolah'
Kemenkes: vaksinasi turunkan penyebaran difteri namun masyarakat diminta waspada
Dianggap berisiko juga pada kesehatan, program vaksinasi demam berdarah dihentikan
Salah satu tokoh penting gerakan anti-vaksinasi adalah Andrew Wakefield.

Pada tahun 1998, dokter yang tinggal di London tersebut menerbitkan sebuah laporan yang secara tidak tepat mengaitkan autisme dan penyakit usus dengan vaksin MMR.

MMR adalah vaksin tiga-dalam-satu yang diberikan kepada anak-anak kecil untuk mengatasi campak, gondong dan campak Jerman.

Meskipun makalahnya dipertanyakan dan Wakefield dikeluarkan dari daftar dokter Inggris, terjadi penurunan jumlah anak yang divaksinasi karena pernyataannya.

Pada tahun 2004 saja, terjadi pengurangan anak yang menerima vaksin MMR di Inggris sebesar 100.000 orang yang menyebabkan peningkatan kasus campak.

Penderita campak.Hak atas fotoSCIENCE PHOTO LIBRARY
Masalah vaksin juga semakin dipolitisir.

Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salvini, mendukung kelompok anti-vaksinasi.

Presiden AS, Donald Trump, tanpa dukungan bukti, sepertinya mengaitkan vaksinasi dengan autisme, tetapi akhir-akhir ini dia mendorong orang tua untuk mevaksinasi anak-anak mereka.

Sebuah kajian internasional terkait sikap terhadap vaksinasi menemukan bahwa secara umum orang mendukung vaksin, tingkat terendah adalah di Eropa dengan tingkat keyakinan peserta yang terendah terjadi di Prancis.

Apa risikonya?

Ketika sebagian besar populasi tervaksinasi, hal ini akan membantu pencegahan menyebarnya penyakit yang kemudian akan memberikan perlindungan kepada orang-orang yang belum mempunyai kekebalan atau tidak bisa divaksinasi.

Ini dinamakan kekebalan kelompok dan jika terjadi kegagalan hal ini akan berisiko pada populasi yang lebih luas.

Proporsi orang yang perlu divaksinasi guna mempertahankan kekebalan kelompok berbeda-beda pada berbagai penyakit, bagi campak adalah lebih dari 90% dan untuk polio yang tidak terlalu menular sebesar lebih dari 80%.

Tahun lalu komunitas Yahudi Ortodoks di Brooklyn, AS, menyebarkan selebaran yang secara tidak tepat menghubungkan vaksin dengan autisme.

Kelompok yang sama juga mengalami wabah campak terbesar di AS dalam puluhan tahun.

Campak meningkat kembali.
Dokter paling senior Inggris pada tahun lalu memperingatkan terlalu banyak orang dibodohi informasi menyesatkan tentang vaksin di media sosial dan para peneliti AS menemukan bots Rusia digunakan untuk mengembangkan kebingungan di dunia maya dengan menaruh informasi tidak benar terkait vaksin.

Proporsi anak-anak dunia penerima vaksin yang direkomendasikan tetap tidak berubah, pada kisaran 85% dalam beberapa tahun terakhir, menurut WHO.

WHO menyatakan vaksin tetap mencegah dua sampai tiga juta kematian di dunia setiap tahunnya.

Tantangan terbesar vaksinasi, dan tingkat imunisasi terendah, adalah di negara-negara yang akhri-akhir ini mengalami konflik dan memiliki sistem perawatan kesehatan sangat buruk, seperti Afganistan, Angola dan Republik Demokratik Kongo.

Tetapi WHO juga menyatakan sikap terlalu cepat puas diri menjadi masalah di negara maju, yang membuat orang sudah melupakan berbagai masalah yang diakibatkan penyakit.


Bagaimanakah tahapan perkembangan bayi pada Minggu ke-6 ? Baca Lebih lanjut  

Perkembangan Janin Minggu Ke-6