Presiden Ebrahim Raisi, Gugur Dalam Kecelakaan Helikopter

 Presiden Ebrahim Raisi, Gugur Dalam Kecelakaan Helikopter 


Bandung, Paguyuban Asgar (20/05/2024)

Kantor berita Iran IRNA mengkonfirmasi gugurnya Presiden Iran ke 8 dalam sebuah kecelakaan helikopter di wilayah Varzaqan,  Azarbaizan Timur.

Helikopter menurut Irna jatuh di wilayah Varzaqan di Provinsi Azarbaijan Timur, barat laut negara itu. Helikopter Presiden Raisi, bersama dua helikopter lainnya, sedang dalam perjalanan ke Kota Tabriz pada hari Minggu (19/05) setelah Presiden meresmikan Bendungan Qiz Qalasi di perbatasan dengan Republik Azerbaijan.

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, Gubernur Provinsi Azarbaijan Timur Malek Rahmati, dan Mehdi Mousavi, kepala tim pengawal Presiden yang juga berada di dalam pesawat dikabarkan ikut tewas dalam kecelakaan helikopter tersebut.

Mohammad Ali Al-e-Hashem, perwakilan Pemimpin Tertinggi di provinsi tersebut juga ikut tewas dalam kecelakaan tersebut. Beberapa sumber media internasional mengkonformasi dalam helikopter terdapat 9 pejabat tinggi Iran bersama dengan Presiden.

Pejabat lokal Iran yang hadir di lokasi kecelakaan mengkonfirmasi gugurnya Presiden Raisi bersama 8 atau 9 anggota team yang ikut mendampingi.

Ebrahim Raisi, 64, lahir di kota Masyhad, Iran. Terpilih sebagai presiden pada tahun 2021. Karis Ibrahim Raisi sebelum memegang jabatan eksekutif tertinggi di Iran adalah sebagai ketua kehakiman, jaksa penuntut umum, dan wakil ketua Majelis Ahli. Raisi juga pernah menjadi anggota Dewan Kemanfaatan Iran.

Pada bulan September 2023, dalam rangka Pekan Pemerintahan di Iran, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei memuji kinerja pemerintahan Raisi di berbagai sektor termasuk ekonomi dan kebijakan luar negeri.

Model demokrasi di Iran berbeda dengan model demokrasi yang dikembangkan di negara-negara lain di dunia. Setelah tumbangnya Syah Iran oleh Imam Khomeini, sebuah dewan khusus akan menentukan siapa saja yang boleh mengajukan diri menjadi Presiden di Iran.

Dewan khusus ini akan melakukan seleksi yang ketat seluruh kepribadian para calon Presiden, seorang Ayatollah menjadi pemimpin Dewan khusus ini. Setelah lolos dari Dewan Khusus ini, maka sejumlah calon Presiden baru akan mengadakan kampanye untuk mendapatkan dukungan rakyat. 

Yang mendapatkan suara terbanyak rakyat akan menduduki jabatan Presiden dan mendapatkan restu dari Ayatollah pemimpin Dewan khusus negara ini.

Saat ini pemimpin Dewan khusus ini dipegang oleh Ayatollah Seyyed Ali Khamenei yang juga menjadi Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran. Pemimpin pertama dewan ini adalah Ayatullah Imam Khomeini (Vijay)