Total 2 Trilyun lebih, Dana Bagi Hasil Migas Bojonegoro 2018

Bojonegoro, Informatika News (16/7)
Bojonegoro mendapatkan Dana Bagi Hasil (DBHJ) Migas triwulan III-2018 sebesar 940 Milyar. Dana ini diberikan setelah dilakukan auidt oleh BPK dan sedikit meleset dari target sebesar 986 Milyar.Menurut Kepala Bappeda Pemkab Bojonegoro (9/7/2018) Perolehan DBH migas triwulan III akan diterima pada awal September yang akan datang.

Herry Sudjarwo sebagaimana dikutip oleh beberapa media menyatakan bahwa Bojonegoro sudah menerima DBH migas triwulan I dan II ke kas daerah dari Pemerintah Pusat yang besarnya sekitar Rp540 miliar.

Menurut Perpres 107/2017 tentang Rincian APBN 2018, prognosa DBH migas Bojonegoro Rp1,346 triliun. Apabila prognosa bisa terealisasi 70 persen sesuai PMK Nomor: 112/PMK.07/2017, maka didapatkan DBH sebesar 942,3 miliar. Pemkab melalui surat kepada Menteri Keuangan meminta penyaluran DBH migas triwulan IV pada 2017 bisa direalisasikan pada 2018 melalui mekanisme APBN Perubahan 2018.Sisa DBH triwulan IV 2017 yang belum dibayar oleh pemrintah pusat sebesar 806,5 miliar 

Peraturan Dirjen Perimbangan Keuangan Nomor: 5/PK/2017 terdapat lebih bayar DBH migas pada 2016 daerahnya sebesar 263,9 miliar yangharus dikembalikan kepada pemerintah pusat. Akan tetapi apabila diperhitungkan kembali dengan perhitungan kekurangan bayar, maka DBH migas Bojonegoro yang belum dibayar oleh pemerintah pusat sebesar 699 miliar.

Kenaikan harga minyak dunia dari asumsi APBN 2018 sebesar 48 dolar AS menjadi 68 dolar AS per barel, akan menambaha perolehan DBH migas Bojonegoro. Berdasarkan perhitungan kasar yang dilakukan, perolehan DBH migas 2018 akan mencapai 2 triliun dari prognosa perolehan DBH migas 2018 sebesar Rp1,3 triliun (ditambahkan dengan hutang pemerintah pusat yang belum dibayar dan kenaikan harga Migas dunia).

Perolehan minyak 77 juta barel pada 2018 diharapkan bisa terealisasi dengan mudah, karena pada triwulan pertama sudah terealisasi sekitar 19 juta barel. Produksi minyak Bojonegoro diperoleh dari lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu (Bojonegoro), ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), lapangan Sukowati, Pertamina Petrochina East Java (PPEJ) dan sejumlah lapangan minyak lainnya (GIW, dari berbagai sumber)