AWAL RAMADHAN 2021 MASIH MENGGANAS : TARAWEH DAN IEDHUL FITRI DIIJINKAN ?
Bandung, Informatika News Line (15/04/2021)
Update per hari ini (15/04/2021) Jumlah korban tewas global mencapai hampir 3 juta jiwa dari hampir 140 juta yang positif. Jumlah korban tewas di Indonesia telah mendekati 43 ribu jiwa dari total kasus positif mendekati 1,6 juta orang. Posisi Indonesia naik pada posisi ke 19 negara terparah se dunia.
Belum ada tanda-tanda positif dampak proses vaksinasi Nasional yang telah dilakukan. Sebaran virus masih sangat parah, dalam waktu kurang dari 1 bulan sudah aada penambahan tewas 3000 orang di seluruh Indonesia dan kasus infeksi baru yang ditemukan mencapai 100 ribu jiwa. Peningkatan serangan Covid-19 ini terbilang masih sangat mengerikan. Sayangnya respons dan kewaspadaan terus turun. Bahkan pemerintah kembali melakukan berbagai kebijakan ambigu yang membingungkan. Di sisi lain melarang mudik ramai-ramai, akan tetapi di sisi lain mengijinkan Sholat Taraweh dan Sholat Iedhul Fitri, sebuah ibadah sunnah yang tidak terlalu penting dan urgent untuk dibahas dalam kondisi darurat.
Padahal data penemuan kasus baru ini terkait pada kinerja dari proses pendataan yang dilakukan oleh aparat pemerintah, yang bahkan oleh Menteri Kesehatan sendiri dikritik habis-habisan karena kesalahan metode yang digunakan oleh tenaga kesehatan dalam negeri. Data turunnya penambahan kasus baru yang ditampilkan tersebut hanyalah menunjukkan respons dan kinerja tenaga kesehatan yang semakin turun, aparat pemerintah yang mulai kelelahan, dan kondisi masyarakat yang mulai kembali acuh terhadap pandemi. Data yang ditampilkan seperti ini memang benar, akan tetapi analisis data yang salah membuat memori publik melihat sebuah analisis data yang salah dan sembrono sebagai sebuah kebenaran, sebuah analisis yang bahkan jauh membahayakan dari berita HOAX.
Yang lebih parah adalah data-data yang disajikan oleh gugus tugas Covid-19 resmi milik pemerintah. data resmi yang digunakan rujukan nasional ini malah menunjukkan data Hoax dari sumber yang dikatakan oleh pemerintah dari sumber WHO (data diambil per 15/04/2021, pukul 05.00 WIB). Jumlah meninggal global yang disajikan oleh situs resmi pemerintah menunjukkan angka 1,9 juta dan total terinfeksi global 88 juta lebih. Data HOAX yang disampaikan oleh Gugus tugas Covid-19 pemerintah ini sangat disayangkan dan memalukan. Sedangkan data resmi dari WHO saja telah menunjukkan jumlah yang digunakan rujukan oleh media global. Sungguh sangat mengecewakan kinerja penyajian data Gugus Tugas Nasional Covid-19 ini di mata publik.
Model penyalahgunaan dan penyesatan data seperti ini sangat biasa digunakan oleh para pencari sensasi publik dan pemain politik murahan, yang bahkan tidak melihat bahaya sebagai hal yang paling utama untuk disiapkan di tengah-tengah publik.
Data tentang proses vaksinasi menunjukkan bahwa proses vaksinasi lengkap di Indonesia telah mencapai 5,3 juta lebih, dan sebanyak 10,3 jutaan yang telah divaksin awal. Jumlah ini masih ditambah dengan kasus sembuh alami dari Covid-19 yang mencapai kurang lebih 1,4 juta orang. Sehingga secara total ada kurang lebih 11 jutaan orang yang telah bersentuhan dengan Covid 19 dan sedang atau telah memiliki kekebalan terhadap Covid-19. Kondisi yang masih sangat sedikit dibandingkan jumlah penduduk ini, masih jauh dari pembentukan daya tahan komunitas terhadap pandemi Covid-19. Untuk membentuk daya tahan komunitas ini paling tidak ada 80 % jumlah penduduk yang telah mendapatkan vaksin atau yang telah memiliki kekebalan alami dari Covid-19. (Riset/Vijay)
Baca Juga :
Selamat Jalan Pak Machmoed Zain, Selamat Menempuh Kehidupan Di Alam Yang Baru
Mantan Sekda Kabupaten Mojokerto, Drs. H. Suhariyono, Meninggal Dalam Kesederhanaan Covid-19