Tokoh Nasional, Apa Dan Siapa :Prabowo Subianto : Jenderal Jujur, Gigih, Selalu Sabar Untuk Meraih Kemenangan Pada Waktu Yang Tepat
Kekecewaan yang mendalam dari para pendukung Prabowo Subianto membuat mereka berubah anti pati pada Prabowo. Akan tetapi Pilplres telah usai. Dan sekarang adalah saat untuk kembali berkonsentrasi dalam perjuangan pembangunan nasional.
"Saya ucapkan selamat bekerja, menjadi presiden itu mengabdi. Masalah yang dipikul besar. Kami siap membantu kalau diperlukan. Mohon maaf kalau kita mengkritisi Bapak sekali-sekali. Sudah tak ada cebong-cebong, tak ada kampret-kampret. Semuanya Merah Putih!, " salah satu ucapan Prabowo pasca Pemilu, yang menunjukkan bagaimana menjadi seorang negarawan yang besar hati dan baik, dalam menghadapi berbagai masalah pasca event Pemilu. Memberikan contoh bagus dalam merespon perbedaan dalam membangun bangsa dan negara.
Lihat lebih lanjut : Jejak Rekam Prestasi Dan Kesuksesan Prabowo Subianto
Apapun hasil dari Pilpres yang menyakitkan atau menggembirakan hanya akan bertahan dalam 1 periode 5 tahun saja. Menata negara, menata masyarakat harus segera dilakukan dengan cepat, karena jika tidak segera berubah haluan, maka musuh negara yang memang suka negara Republik ini hancur, akan leluasa bergerak. Membuat bodoh rakyat, membuat miskin rakyat, meneruskan penjajahan dan penguasaan mereka terhadap seluruh sendi kehidupan negara dan bangsa.
Lihat Juga : (1) Kabinet Indonesia Maju (2) Resuflle Desember : Saat Sang Presiden Semakin Wise
Segala kecurangan dan keganjilan yang muncul dalam Pilpres yang telah lalu, biarlah diselesaikan oleh sejarah. Karena sejarah dan pemilik tinta sejarah yang tidak pernah tertidur barang sedetik tak akan membiarkan segala bentuk kecurangan.
" ....Becik ketitik olo Ketoro.."
Tunggu saja. Jika memang baik, maka pasti akan diketahui bahwa dia baik, dan tidak usah mengkhawatirkan keburukan, karena seberapa pandai menyembunyikan bangkai, baunya akan tercium juga. Sebuah praktek kenegaraan yang luar biasa yang ditunjukkan oleh
Prabowo Subianto, patut dicontoh oleh seluruh komponen bangsa. Ada saatnya untuk berpacu dalam dukungan suara rakyat, perang strategi dan kelicikan dalam Pemilu, membolak balikkan fakta, akan tetapi, saat panggung negara telah memanggil untuk menata negara. Lupakanlah barang sejenak semuanya. Tenang saja. Sejarah akan mencatat. Sejarah tak akan mampu dibohongi.
Donald Trumph Mungkin Perlu Belajar Ke Indonesia, Ke Jendral Prabowo
Sikap negarawan yang legowo dan memahami situasi dan kondisi yang tepat yang ditunjukkan Prabowo, mungkin bisa jadi contoh yang baik untuk Demokrasi di Amerika. Demokrasi di Amerika Serikat sempat rusuh dan menewaskan beberapa orang di Capitol Hill, gara-gara saling klaim kemenangan antara Kubu Donald Trumph versus Joseph Robinette Biden Jr (Joe Biden).
Donald Trumph merasa sakit hati gara-gara dicurangi oleh Joe Biden. Paling tidak data kecurangan Biden tersebut dipercaya oleh Donald Trumph. Meskipun Joe Biden juga bersikukuh tidak melakukan kecurangan apapun. Donald Trumph kemudian meminta pendukungnya untuk melakukan langkah merebut demokrasi. Seruan Donald Trumph disambut oleh pengikutnya dengan upaya fisik menggagalkan pengesahan Pemilu Presiden yang memenangkan Joe Biden.
Partai pengusung Donald Trumph, menjadi sangat marah dengan sikap kekanak kanakan Donald Trumph. Dan bahkan mereka sendiri mengancam akan melengserkan Donald Trumph dengan berbekal amandeman ke 25. Melihat kemarahan Partai Pendukungnya, Donald Trumph kemudian meminta pengikutnya mundur, dan mengikuti instruksi pihak kepolian yang mengatur agar tidak terjadi huru hara yang lebih besar. Akan tetapi 4 orang telah tewas, gara-gara seruan Donald Trumph kepada pengikutnya.
Dilaporkan bahwa Facebook dan Twitter melakukan pencekalan dan memblokir akun milik Donald Trumph. Bahkan para pengelola Media Sosial tersebut mengancam akan menghapus account Donald Trumph jika tidak berhenti mengagitasi pengikutnya.
Meskipun Donald Trumph kemudian melunak. Akan tetapi tidak mungkin Donald Trumph kemudian menyediakan diri membantu Joe Biden seperti sifat negarawan yang ditunjukkan oleh Prabowo.
" .....Kami siap membantu kalau diperlukan. Mohon maaf kalau kita mengkritisi Bapak sekali-sekali. Sudah tak ada cebong-cebong, tak ada kampret-kampret. Semuanya Merah Putih!, " kata-kata bijaksana seperti yang diucapkan Prabowo ini, mungkin tak akan mampu diucapkan oleh Donald Trumph sebagai pihak yang merasa dicurangi dan kalah.
Joe Biden pun tak mungkin akan mengangkat Donald Trumph menjadi Menteri Pertahanan Amerika Serikat misalnya. Seperti sikap yang ditunjukkan oleh Prabowo dan Demokrasi Indonesia.
".Menang Ora Kondhang, Kalah Ora Wirang "
Tidak mudah menunjukkan sikap kenegarawanan seperti yang ditunjukkan oleh Prabowo ke wajah Republik bahkan ke wajah seluruh dunia. Mungkin Amerika perlu belajar bagaimana cara berdemokrasi yang baik ke Republik c.q. Jendral Prabowo Subianto.
Amerika Serikat tidak usah malu-malu. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika saja diserobat oleh Uni Eropa yang menggunakan sebagai semboyan Eropa bersatu UNITY IN DIVERSITY ... Atau Pancasila yang diadopsi oleh sebuah negara Pecahan Uni Soviet di Eropa Timur. Negara Eropa Timur itu tidak malu-malu mengadopsi Pancasila sebagai Dasar Negaranya. Negara itu kagum dengan kekuatan Bhinneka Tunggal Ika yang mampu mengatasi keberagaman yang mengerikan di Indonesia.
Amerika Serikat tidak perlu malu-malu untuk mengambil contoh dari Demokrasi di Indonesia. Karena Bangsa Eropa di abad Pertengahan yang lalu juga tidak malu malu mengambil lada dan rempah rempah lain dari Nusantara. Malah mereka merampas dan menggunakan segala strategi licik untuk bisa mendapatkan dan menguasai pasar lada dan rempah rempah dari Nusantara beberapa ratus tahun yang lalu. Negara jiran bahkan mencuri-curi budaya keris dan batik yang tidak mereka miliki, dan kemudian mengaku aku sebagai budaya milik mereka di sidang pertemuan global negara-negara dunia, tanpa malu-malu. Dan Republik selalu saja menjadi pihak yang lapang dada, merelakan apapun yang dimilikinya dicuri dan dirampok.
Memang Negeri Republik ini "sangat sangat sangat kaya raya sekali". Bukan hanya sumber data alam nya semata, akan tetapi juga ragam budaya nya yang sangat kaya, bahkan nilai estetika dan etika dalam kehidupan yang mengagumkan. (VIJAY).
Lihat lebih lanjut : Data Dan Analisa Bisnis/Perusahaan Prabowo Subianto)
Lihat juga :